Jumat, 31 Agustus 2007

Pesan Ekologi: Yesus adalah Air Kehidupan

Oleh: P. Benno Ola, Pr

(Harian Global, Kolom Religi Katolik, Kamis, 30 Agustus 2007)

Dalam Alkitab, air mengandung kekuatan Ilahi. Roh Allah melayang-layang di atas air (Kej 1:2). Air adalah lambang hikmat dan pengajaran Ilahi (Yes 55:1-3; Mzm 35:9). Ketika Yesus bersabda: Aku adalah air kehidupan kepada perempuan Samaria (Yoh 4:13-16), Yesus sedang berbicara mengenai diri-Nya adalah wahyu Ilahi dan Roh Kudus (Yoh 7:38-39); Ia adalah air kehidupan yang diberikan kepada orang yang percaya kepada-Nya.

Yesus adalah air kehidupan. Dengan sabda ini, Yesus menyampaikan bahwa dari dalam dirinya akan membual kuasa Ilahi, yakni Roh Kudus, dan kita datang kepada-Nya. Maka setiap orang yang menjadi Kristen, dibaptis dengar air suci. Inilah tanda orang diangkat menjadi anak Allah dalam Roh Kudus. Masaru Emoto, seorang dokter pengobatan alternatif, menulis buku Mujizat Air (The Miracle of Water). Dalam ketekunan sebagai seorang peneliti, ia menemukan bahwa air dalam kristal-kristal bekunya menunjukkan bentuk sesuai apa yang kita ucap dan tuliskan tentang air itu.

Bila kita menggunakan kata-kata positif, seperti “kegembiraan, impian, kedamaian, cinta, syukur,” pada air maka air itu akan menghasilkan kristal-kristal yang indah. Sebaliknya, bila kita menggunakan kata-kata negatif, seperti “engkau bodoh, saya tak sanggup melakukannya, tidak bagus” maka air menghasilkan kristal yang buruk, tak harmonis, kelihatan rusak.

Pesan-pesan spiritual yang disampaikan Masaru Emoto berdasarkan penelitian itu tidak jauh berbeda dengan sabda-sabda Tuhan kita, Yesus Kristus. Kata-kata dapat mempengaruhi air karena getaran, sebagaimana Alkitab mengatakan: “Pada mulanya adalah Sabda (Yoh 1:1); sabda itu adalah kekuatan Allah yang mencintai. Kristal yang paling bagus adalah kristal yang dihasilkan oleh kata dan ucapan “cinta dan syukur” pada air tersebut.

Tubuh kita 80 persen terdiri dari air. Maka ucapan-ucapan kita akan membawa dampak pada diri kita sendiri maupun orang lain. Tuhan bersabda bahwa bukan apa yang masuk dalam perutmu itu yang membuat najis, tetapi apa yang keluar dari hatimu itulah yang menajiskan. Kata-kata semborono dan buruk yang kita ucapkan itulah yang menajiskan kristal-kristal indah yang telah terbentuk. Dengan kata lain, kata-kata itu menajiskan kita.

Sebaliknya, apabila kita mengucapkan kata-kata yang positif, maka dalam diri kita akan terbentuk kristal-kistal indah yang akan menghasilkan pantulan indah dalam jiwa. Kita akan menjadi semakin sempurna sebagaimana Bapa adalah sempurna. Hal ini selaras dengan sabda Yesus sendiri: kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah terlebih dahulu damai sejahtera bagi rumah ini. Dan kalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salam itu kembali kepadamu (Luk 10:5-6).

Tuhan kita Yesus Kristus bersabda: “Akulah air kehidupan.” Air membangun relasi dengan sikap manusia. Dalam Yesus, air mendapat kekuasaan Ilahi. Dan lewat air suci (air yang telah diberkati oleh imam dalam nama Yesus), kuasa Allah dicurahkan kepada kita untuk membersihkan kita dari segala kenajisan. Tuhan berfirman: ”Aku akan mencurahkan kepada kamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu dari segala kenajisanmu.” (Yeh 36:25); air itu akan menguduskan dan melindungi kita dari kuasa kegelapan.

Masao Abe, ahli Zen Buddhis mengatakan bahwa betapa banyak pemahamannya mengenai Buddhisme semakin diperdalam dan diperkaya karena perjumpaannya dengan orang dan ajaran Kristen. Pada kesempatan ini saya juga mengatakan betapa saya semakin diperkaya dan diperdalam menyelami misteri dan makna sabda Yesus: “Aku adalah air kehidupan”. Betapa agung air itu bagi hidup rohani Kristiani. Setiap kali hendak masuk dan keluar Gereja, kita membuat tanda salib dengan air suci.

Kita meminta imam untuk memberkati rumah kita, mobil, usaha dan lainnya dengan air suci. Namun dalam kehidupan, kita mencemari air sungai, air selokan dengan sampah dan limbah. Sumber-sumber air mulai mongering karena hutan-hutan asri kita hancurkan. Inilah bencana ekologis jaman ini. Sebagai murid Kristus, kita telah beriman kepada Yesus. Maka pertama, kita membiarkan Yesus merubah kita menjadi manusia baru, tinggal di dalam-Nya, sang air kehidupan.

Biarkan dahaga dirimu dipuaskan Kristus dengan karunia Roh Kudus dalam kehidupan ini. Kedua, kita semakin meningkatkan penghormatan atas air. Kita tidak membuang sampah ke sungai. Kita tidak mencemarkan air dengan limbah berbahaya. Kita tidak menebang pohon secara serampangan. Kita menanam pohon. Inilah keterlibatan kita dalam pemulihan ciptaan Tuhan. Dan sekaligus tanda orang yang hidup dalam Yesus, sang air kehidupan.

Tidak ada komentar: