Kamis, 13 September 2007

Harian Global, Kamis, 13 September 2007

Panggilan Menjadi Murid

Oleh : P. Stefanus Sitohang, OFMCap

Panggilan Tuhan senantiasa bersifat tegas, mendesak dan menuntut kesediaan tanpa syarat. Seperti ketika Yesus memanggil murid-murid-Nya yang pertama. Para murid-Nya pun bergegas meninggalkan segala-galanya dan mengikuti Dia. Dalam perikop Luk 14:25-33 kita mendengar Yesus berkata kepada para pengikut-Nya: “Jika seseorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”

Maksud Tuhan tentu saja bukan supaya kita sungguh membenci ayah, ibu dan kerabat kita, tetapi supaya kehidupan kita semua berporos kepada Kristus. Semua hubungan manusiawi dan harta dunia mendapat proporsi yang sebenarnya. Seluruh hidup kita harus tertuju pada Kristus, yang lain-lainnya hanya berarti dalam hubungan dengan-Nya dan menjadi nomor dua.

Mengapa Yesus memberikan persyaratan yang begitu berat untuk menjadi murid-Nya? Jawabannya jelas. Pertama, Yesus tidak mau para pengikut-Nya setengah-setengah alias setengah hati. Menjadi murid Yesus berarti bersedia menderita dan bangkit bersama Yesus. Syarat yang harus dipenuhi memang sangat berat, karena menuntut nyawa sendiri yang harus dikorbankan.

Kedua, justru menyatakan bahwa Dia satu-satunya pilihan bagi manusia. Memilih Yesus berarti segala-galanya, tak ada sesuatu pun di dunia ini yang mampu menyaingi-Nya. Dengan meninggalkan segala-galanya, tak ada lagi kekuatan dunia yang menghambat. Ia bebas untuk mempersembahkan segala-galanya kepada Allah demi keluhuran Tuhan dan kesejahteraan sesama.

Tuntutan Yesus demikian berat apalagi bila dikaitkan dengan gaya kehidupan manusia modern yang lekat dengan harta dan dipengaruhi pemikiran yang serba instan. Bukankah ini terlalu muluk-muluk? Kalau Tuhan berbicara tentang hubungan keluarga dan harta milik, maka yang pertama-tama Dia minta ialah perubahan mental. Kita mau menjadi manusia yang lebih simpatik, lebih sederhana dalam kata dan perbuatan, lebih mengutamakan mereka yang tidak memiliki apa-apa.

Kita berusaha membuka pintu hati kita selebar-lebarnya untuk orang lain, menyediakan waktu kita untuk mereka yang kurang beruntung hidupnya. Singkatnya, kita mau belajar menerima dan menanggung salib kehidupan dengan menaruh kepercayaan yang utuh akan penyelenggaraan Ilahi, dengan sikap rela dan terbuka, dengan lemah lembut dan rendah hati.

Mengikuti Yesus di zaman ini mungkin semakin sulit karena terlalu besar tantangan dan risikonya. Pertama, tantangan budaya materialisme, budaya konsumerisme dan hedonisme. Manusia saat ini tidak lagi dihargai karena kepribadian dan komitmennya, tetapi karena apa yang dimilikinya: rumah, mobil, deposito, jabatan, dsb. Semua itu bisa menjadi dewa baru bagi manusia dewasa ini, mengikuti Tuhan seutuh-utuhnya menjadi sulit.

Kedua, tantangan dan risiko yang datang dari mereka yang tidak menghendaki kehadiran kita. Karena mengikuti Yesus kita sepertinya senantiasa dimusuhi. Barangkali kita merasa terus diancam, diteror, diasingkan dengan pelbagai cara. Situasi ini bisa muncul secara intern maupun ekstern. Singkatnya, risiko senantiasa muncul dalam pencapaian suatu tujuan mulia sekalipun.

Mungkin kita termasuk orang yang bukan murid-Nya. Kita sama sekali tidak perlu malu atau merasa rendah diri mengakui hal itu. Memang Yesus menuntut yang tinggi-tinggi dari kita, hari demi hari, minggu demi minggu. Kita berhadapan dengan seorang guru yang keras, yang menuntut segala sesuatu dari diri kita, tetapi kita juga berhadapan dengan seorang guru yang penuh belaskasihan. Dia menegur Petrus bila perlu, berdoa baginya dan memandang dia dengan penuh cinta setelah dia jatuh dalam dosa. Kita tidak pernah ditinggalkan seorang diri dalam tuntutan ini.

Satu hal yang mungkin ditanyakan Yesus kepada kita pada saat ini ialah: “Setelah Anda mendengarkan tuntutan-tuntutan ini, apakah Anda mau mengikuti Aku atau mengundurkan diri?” Jawaban terletak pada kita. Sekiranya kita dapat menjawab dengan jujur dan penuh kerendahan hati, Dia akan memegang tangan kita dan berkata kepada kita sebagaimana dahulu Dia berkata kepada para murid yang pertama: “Mari, ikutlah Aku!”

Yesus memanggil Petrus bukan karena dia kuat, melainkan karena Dia menguatkannya. Mencintai Yesus berarti “memanggul salib” dan “melepaskan diri dari segala milik kita”. Bila bersedia kendati banyak rintangan, Dia juga menguatkan dan menopang kita dengan rahmat-Nya. Anda mau ditopang?

WAYAN dan keluarga tinggal di tengah hutan, dikelilingi danau dan jauh dari keberadaan orang-orang. Kesulitan demi kesulitan hidup dialami oleh Wayan. Dengan mengandalkan apa yang ia dapat dari hutan dan danau, ia mencoba menghidupi keluarganya. Sampai satu peristiwa mengubahkan hidup Wayan.

Kalau saya tidak mendapatkan dari danau, saya mencari makan dari hutan, mencari-cari jamur. Sewaktu saya tinggal di hutan dan menjadi nelayan, saya tidak pernah makan nasi. Saya makan singkong dan pisang saja. Makannya direbus atau dimakan begitu saja. Itu dimakan oleh saya dan juga anak-anak saya. Begitulah keadaan kehidupan saya, dan tentang anak-anak saya, apa yang saya makan mereka mau tapi sambil menangis.

Sulitnya mencari nafkah untuk menghidupi istri dan anak-anak serta dengan penghasilan yang tidak menentu membuat Wayan putus asa. Sampai suatu saat ia mempelajari ilmu perdukunan yang diturunkan kepadanya sebagai ilmu warisan dari kakeknya.

Ilmu yang saya pelajari di Bali itu istilahnya ilmunya monyet yang saya pelajari kurang lebih selama satu tahun setengah. Itu yang jadi bekal saya untuk melancong kemana-mana. Saya ingin kehidupan saya berubah. Berubah dari kesengsaraan saya. Tapi justru hidup saya tidak berubah, semakin parah jadinya.

Anak saya sakit lumpuh kedua-duanya. Dari situlah saya kehabisan akal. Saya sudah tidak bisa membicarakannya, berpikir saja saya sudah tidak bisa. Mau cari dokter uang tidak punya. Cari dukun itu harus membutuhkan uang dan beras. Kemana saya melangkah?

Saat merasa tidak ada jalan keluar untuk kesembuhan anaknya, Wayan dikunjungi oleh adiknya yang telah lebih dulu mengenal Tuhan Yesus. Saat itulah Wayan diajari untuk berdoa minta kesembuhan untuk anaknya yang sakit lumpuh. Wayan-pun mulai berdoa.

Tuhan Yesus saya percaya kepadaMu karena Engkau telah menyembuhkan banyak orang. Karena anak saya punya penyakit seperti ini. Tolong anak ini supaya sembuh, kalau dia telah sembuh, bisa jalan maka saya akan percaya kepadaMu dan saya akan mengikuti Engkau.

Selama tiga hari itu saya terus berdoa siang malam dan terus berdoa. Saya bersyukur sekali. Terus saya uji semua itu selama enam bulan. Semakin hari dan berjalannya bulan anak saya itu semakin mampu berjalan dan juga semakin sehat.

Setelah melihat kesembuhan anakNya, Wayan dan keluarganya menjadi percaya pada kuasa Yesus. Semua ilmu dukun yang selama ini ia anggap sebagai sumber untuk memperbaiki keadaan ekonominya mulai ditinggalkan. Sebagai gantinya, Wayan menggantungkan seluruh hidupnya kepada Tuhan.

Saya belajar menyanyi Yesus Itulah Satu-satunya : Yesus itulah satu-satunya penolongku yang sungguh. Dia berjanji akan kembali angkat kita semua. Oh Haleluya Puji Tuhan upahmu besar di Surga, ooh... Haleluya Puji Tuhan, upahmu besar di Surga . Setiap hari saya nyanyikan lagu itu, setiap saya ke danau atau kalau masuk ke hutan. Saya terus menyanyi.

Sejak percaya pada Yesus, kehidupan ekonomi Wayan berangsur-angsur pulih. Dia mendapat tawaran sebagai caddy golf dan beberapa pekerjaan sampingan lainnya.

Dari situlah pemulihan ekonomi keluarga saya. Terus saya bisa menyekolahkan anak dan kuliah dari hasil semua itu. Kami merasa bersyukur sekali kepada Tuhan. Tuhan ajaib, terlalu ajaib memanggil saya untuk merubah kehidupan saya.

Sebab itu insaflah dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu, bahwa satupun dari segala yang baik yang telah dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, tidak ada yang tidak dipenuhi. Semuanya telah digenapi bagimu. Tidak ada satupun yang tidak dipenuhi.
(Yosua 23:14)

Rabu, 12 September 2007

Dalam DOA Bapa Kami, kita berdoa, "Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan." Kedengarannya agak aneh, sebab mengapakah TUHAN hendak memasukkan kita ke dalam pencobaan?

Sekilas mendengar, permohonan dalam DOA Bapa Kami ini memang kedengaran seolah kita memohon kepada TUHAN untuk tidak memasukkan kita ke dalam pencobaan. (DOA Bapa Kami dapat kita temukan dalam Matius 6:9-13 dan Lukas 11:2-4.)

Dalam pengertian tersebut, permohonan ini kedengaran seolah TUHAN akan dengan sengaja menempatkan kita ke dalam pencobaan dan membuat kita jatuh ke dalam dosa. Terjemahan harafiah dari teks bahasa Yunani memang sungguh, seperti yang kita daraskan, "dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan."

Oleh karena itu, kita patut memahami permohonan ini dalam context-nya. Dalam permohonan sebelumnya, kita meminta Bapa Surgawi untuk mengampuni kesalahan kita seperti kita pun mengampuni yang bersalah kepada kita - suatu permohonan yang amat positif memohon dengan sangat limpahan rahmat penyembuhan dari TUHAN. Jadi, "janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan" harus pula dilihat secara positif: permohonan ini meminta BAPA untuk tidak memasukkan kita ke dalam pencobaan, tetapi bukan dalam pengertian bahwa TUHAN menempatkan kita ke dalam pencobaan. St Yakobus mengingatkan kita, "Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: `Pencobaan ini datang dari ALLAH!' Sebab ALLAH tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan IA sendiri tidak mencobai siapapun" (Yak 1:13). TUHAN kita tidak pernah membuat kita jatuh ke dalam dosa.

Sebaliknya, seperti dinyatakan Katekismus Gereja Katolik, permohonan ini mengandung arti lebih dari sekedar "janganlah membiarkan kami masuk ke dalam pencobaan" atau "janganlah kami dikalahkan olehnya" (No. 2846). Jean Carmignac, ahli Qumran ternama, setelah mempelajari dengan cermat serta seksama, mengemukakan bahwa permohonan ini lebih tepat diterjemahkan sebagai, "BAPA, peliharalah kami agar kami jangan masuk ke dalam pencobaan" atau "agar kami jangan dikalahkan oleh pencobaan." Jadi, kita memahami permohonan ini dalam pengertian bahwa TUHAN memberikan kepada kita rahmat untuk mengenali serta menolak pencobaan. Kita patut menyadari bahwa daya upaya manusiawi kita tidaklah cukup untuk menghadapi segala pencobaan yang mengepung kita dalam kehidupan sehari-hari. Kita membutuhkan pertolongan ilahi untuk membimbing kita hidup kudus.

Selain itu, permohonan ini berseru memohon rahmat untuk bertekun di jalan kekudusan. St Paulus memaklumkan betapa kita terus-menerus membutuhkan rahmat TUHAN. Ia menulis, ". Siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab ALLAH setia dan karena itu IA tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai IA akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya" (1 Kor 10:12-13). Merenungkan perjalanan imannya sendiri di akhir hayatnya, St Paulus menulis dalam Surat yang Kedua kepada Timotius, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman" (4:7). St Paulus menyadari pencobaan dari dunia ini, tetapi ia juga menyadari benar rahmat TUHAN yang memungkinkan dia sanggup mengatasinya dan tetap bertekun.

Demikian pula, St Yohanes dari Avila (wafat thn 1569) dalam suatu khotbah yang disampaikan pada hari Minggu Prapaskah Pertama mengingatkan umat beriman, "TUHAN berdaya kuasa membebaskanmu dari segala sesuatu, dan berkuasa memberimu jauh lebih banyak kebajikan daripada segala yang dapat dilakukan setan untuk mencelakakanmu. Yang dititahkan TUHAN hanyalah agar engkau percaya kepada-NYA, engkau datang dekat kepada-NYA, engkau mengandalkan- NYA dan tidak mengandalkan dirimu sendiri, dan dengan demikian engkau beroleh pertolongan; dan dengan pertolongan ini engkau akan mengalahkan apapun yang ditimpakan neraka atasmu. Janganlah pernah lepas dari pengharapan teguh ini. bahkan jika roh-roh jahat berlegion jumlahnya dan beragam macam pencobaan berat menderamu. Bersandarlah pada-NYA, sebab jika TUHAN bukan penopangmu dan kekuatanmu, maka engkau akan jatuh."

Menggaris-bawahi pemahaman akan permohonan ini, Ketekismus Romawi dari Konsili Trente, dalam uraiannya akan Bapa Kami menyatakan, "Kita tidak memohon agar sepenuhnya dibebaskan dari pencobaan, sebab hidup manusia merupakan suatu pencobaan yang terus-menerus" (bdk Ayb 7:1). Jadi, apakah yang kita doakan dalam permohonan ini? Kita berdoa agar pertolongan ilahi tidak meninggalkan kita, agar kita tidak ditipu, atau terlebih parah, kita dikalahkan oleh pencobaan; dan agar rahmat TUHAN senantiasa ada pada kita guna menolong kita apabila kita lemah, menyegarkan serta menguatkan kita dalam menghadapi pencobaan-pencobaan ."

Gagasan untuk bertekun juga mengundang kita untuk merenungkan masa akhir. Sebagian ahli Kitab Suci mengemukakan bahwa permohonan ini bukan menunjuk pada pencobaan-pencobaan sehari-hari agar jatuh dalam dosa, melainkan mungkin pencobaan akhirat yang hebat ketika kita dicobai untuk menyimpang dari TUHAN. Di sini kita akan menghadapi suatu pencobaan besar di masa mendatang dengan serangan gencar yang mengerikan oleh iblis (bdk 2 Tes 2:1-8).

Doa Bapa Kami versi St Matius menambahkan "tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat" - kejahatan bukanlah hanya satu pikiran, melainkan menunjukkan satu pribadi, yaitu iblis. Iblis adalah si penggoda, setan, yang berusaha menghalangi rencana keselamatan ALLAH dan mencobai kita agar menyimpang dari jalan kekudusan. Ingat pada Perjamuan Malam Terakhir, Yesus berdoa kepada BAPA-NYA, "AKU tidak meminta, supaya ENGKAU mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya ENGKAU melindungi mereka dari pada yang jahat." Sebab itu, kita tidak perlu hidup dalam ketakutan; oleh rahmat TUHAN, kita akan sanggup bertahan.

Sementara kita melewatkan Masa Prapaskah, patutlah kita melakukan pemeriksaan batin dengan seksama, mengenali pencobaan-pencobaan serta kelemahan-kelemahan kita, menyesali dosa dan mendapatkan absolusi sakramental. Patutlah kita memohon dengan sangat kepada TUHAN agar melimpahkan rahmat-Nya guna memberikan kepada kita ketetapan hati yang teguh dalam mengikuti-NYA, guna menjadikan kita senantiasa waspada terhadap pencobaan dan kejahatan, dan agar kita bertekun hingga akhir. (Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Christendom' s Notre Dame Graduate School in Alexandria).

(dari sohib) Say NO to Abortion!!!

Apakah Anda menganjurkan aborsi pada keempat kasus berikut ini?

1. Ada seorang pendeta dan isterinya yang sangat miskin. Mereka telah mempunyai 14 anak. Dan sekarang isterinya mengandung anak yang ke-15. Memperhatikan kemiskinan mereka dan semakin banyaknya penduduk dunia, apakah Anda menganjurkan aborsi?

2. Sang ayah sakit kelamin, sang ibu mengidap TBC. Mereka mempunyai empat anak. Yang pertama buta, yang kedua mati, yang ketiga tuli dan yang keempat juga terkena TBC. Dan ternyata ia hamil lagi. Mengingat kondisi yang sangat ekstrim ini apakah Anda menganjurkan aborsi?

3. Seorang pria kulit putih telah memperkosa seorang gadis berkulit hitam berumur 13 tahun dan ia hamil. Kalau Anda orangtuanya apakah Anda menganjurkan aborsi?

4. Seorang gadis belasan tahun hamil. Ia telah bertunangan. Tunangannya bukanlah ayah anak yang dikandungnya, dan sang tunangan itu merasa sangat terpukul. Apakah Anda menganjurkan aborsi?

Bila Anda menganjurkannya maka:
1. Pada kasus pertama Anda telah membunuh John Wesley, salah satu penginjil terkemuka pada abad ke-19.
2. Pada kasus kedua, Anda baru saja membunuh Beethoven.
3. Pada kasus ketiga Anda telah membunuh Ethel Waters, penyanyi rohani besar berkulit hitam.
4. Bila pada kasus keempat Anda mengatakan ya, maka Anda baru saja menyatakan pembunuhan terhadap Yesus Kristus!!

Selasa, 11 September 2007

Doa Seekor Tikus:

Tuhanku,

Rumahku kecil
Pintunya selalu terbuka
Tak usah ketuk,
Masuk saja ke dalam!
KedatanganMu selalu menyenangkan.

Tuhanku,
tinggallah bersama aku.
(by Angela Toigo)

Sabtu, 08 September 2007


"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah
dalam DOA dan permohonan
dengan ucapan syukur.
Dama sejahtera Allah, yang melampaui segala akal,
akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus."
(Filipi 4:6-7)

Kamis, 06 September 2007




"Buah keheningan adalah DOA.

Buah DOA adalah iman.
Buah iman adalah cinta.
Buah cinta adalah pelayanan. Buah pelayanan adalah damai."
(Mother Teresa)
Indahnya Menelusuri Irama Waktu
Oleh: Sr. Theodora, OSF
(Harian Global, Kamis, 6 September 2007)

"Semua ada waktunya...
Ada waktu senang, ada waktunya susah

Ada waktu tertawa, ada waktu menangis

Ada waktu 'tuk bekerja, ada waktu 'tuk beristirahat

Ada waktunya menang, ada waktunya
kalah
Ada waktu 'tuk bertemu, ada waktu 'tuk berpisah...

Semua ada waktunya, dan biarlah bergerak sesuai iramanya masing-masing."

Sahabat-sahabat Kristus yang terkasih, patut kita lantunkan madah syukur kepada Sang Sumber Kehidupan yang senantiasa mencurahkan rahmat yang berlimpah dan masih memberikan waktu untuk kita telusuri, untuk kita nikmati, dan untuk kita pahami. Seiring dengan roda hidup yang terus bergulir dan tak tahu kapan akan berhenti.... maka dari kedalaman lubuk hati kita mengukir sebuah kisah, menelusuri irama
waktu dengan beraneka ragam keunikan dan keindahannya.

Sebagai pribadi yang tengah berziarah, dalam meniti hari demi hari, dari waktu ke waktu, ternyata hidup itu seni. Seni itu indah bila dirangkai dengan hati yang tulus, antara perkataan, perbuatan, dan pikiran yang disertai dengan iman, harapan dan cinta kasih. Meskipun realita terkadang tak sesuai dengan harapan, namun bukankah semua memiliki waktu masing-masing? Sahabat-sahabat Kristus terkasih, waktu tak pernah kembali, waktu terus melaju seiring langkah kaki kita yang terkadang mampu berlari.

Terkadang kita berjalan tertatih-tatih dengan berbagai beban hidup yang serasa menyesakkan, terkadang kita terduduk dan tak bergeming, terkadang waktu terasa lama, membosankan dan segala usaha sia-sia belaka. Sahabat-sahabat Kristus yang terkasih, lewat Injil Lukas hari ini (Luk 5:1-11) Yesus mengajak kita bertolak ke tempat yang lebih dalam. Seperti pengalaman Simon dan teman-temannya yang hampir berputus asa ketika mengalami kegagalan dalam menjala ikan. Tetapi karena mendengar dan melaksanakan perintah Sang Guru akhirnya mereka beroleh sukacita atas hasil yang diperoleh meskipun harus dilalui dengan jerih payah dan mencucurkan keringat.

Satu hal yang semestinya diingat bahwa kekuatan sendiri tak cukup tanpa kekuatan dari Dia yang memiliki kekuasaan yang tiada bandingnya. Bersama Simon dan teman-temannya, mari kita pergi ke tempat yang lebih dalam meskipun bisa dibayangkan pastilah banyak tantangan yang harus dihadapi. Demikianlah dalam perjalanan hidup kita saat ini, di sini, di tempat ini, tantangan bukanlah untuk dihindari, melainkan untuk dihadapi. Bila perlu kita nikmati alunan iramanya yang silih berganti. Selagi masih ada waktu mengapa tidak!

Bukankah kita masih diberi waktu untuk berbuat lebih baik? Waktu yang lalu kita jadikan sebuah pengalaman yang memiliki makna, waktu kini adalah kenyataan yang harus dihadapi, entah pahit ataupun manis, kita jelang waktu esok dengan pengharapan semoga lebih baik dan indah. Hari ini kita bersama seiring sejalan agar beban terasa ringan, meskipun terkadang terjadi selisih paham, karena watak yang berbeda-beda namun dalam menelusuri lorong kehidupan ini kita berada dalam satu genggaman, yakni genggaman tangan Sang Ilahi yang berada di dalam hati-Nya yang Maha Indah, kita dipersatukan.

Kesempatan terindah ini saatnya kita menyatukan jemari, menciptakan suasana hati dengan iman yang teguh dan berlabuh dalam lautan kasih-Nya. Kita yakin dan percaya akan beroleh hati yang teduh dan damai, kita jadikan waktu kini sebagai persembahan terindah, teristimewa dalam setiap doa-doa kita, suatu kebahagiaan yang tak terkatakan bila mampu membahagiakan Tuhan lewat sesama.

"Kebahagiaanku adalah kebahagiaanmu, deritamu adalah deritaku sebab, bila aku bersamamu aku bersyukur kepada Tuhan. Dalam kesempatan ini aku mau katakan kita adalah saudara."

Selasa, 04 September 2007



"Jika manusia berbalik kepada DOA dan kebaikan, dunia akan diselamatkan.
Jika tidak, banyak orang akan binasa selama-lamanya.
Waktunya telah tiba bagi setiap orang mulai BERDOA dan melakukan tapa.
Manusia harus BERDOA untuk tempat di surga yang ditinggalkan oleh malaikat-malaikat yang jahat.
Dengan kekuatan DOA bisa diperoleh semua dari Tuhan Allah."
(Ratu Damai dari Medjugorie)



Senin, 03 September 2007




"Aku mengerti dari pengalaman bahwa
sebagian besar waktu

ketika aku bersama dengan saudara-saudaraku,
aku belajar banyak hal tentang Sabda Tuhan
yang tidak dapat aku pelajari seorang diri;
jadi kalianlah yang memberitahukan kepadaku
apa yang harus aku ajarkan."
(St Gregorius Agung; feast: 3 September 2007)


Aplaus 2nd Anniversary

TANPA terasa Aplaus sudah 2 tahun menapakkan kaki sebagai Tabloid Lifestyle Kota Medan. Meski dalam usia yang tergolong muda, Aplaus selalu ingin memberikan yang terbaik untuk pembacanya.

Anniversary yang dirayakan secara sederhana ini bertujuan memupuk rasa kekeluargaan antara semua kru Aplaus yang hadir malam itu di Restauran Sedap Nusantara. Kami mencoba membaginya untuk pembaca setia Tabloid Aplaus, se­iring cita-cita kami "Selalu memberikan yang terbaik."

"Happy Birthday Aplaus!" (biarlah foto yang ‘berbicara').... (Rubrik Kalender, Aplaus 54); foto: aye yang jongkok di bawah, nomer 2 paling kanan, ye....



1-14 September 2007 (Rubrik FIT, Tabloid Aplaus)

BE PRACTICAL THRU MEDITATION


Teks oleh Erni Susanti dan berbagai sumber

Foto oleh Amir


Amat banyak metode meditasi. Anda cocok dengan metode yang ini, belum tentu bagi yang lain. Mau yang mana tinggal pilih, tapi tak dicampur-campurlah.

TERNYATA setiap orang sudah tahu bagaimana cara bermeditasi, tetapi bermeditasi tentang hal-hal yang salah. "Beberapa orang bermeditasi tentang gadis-gadis cantik, beberapa tentang uang, beberapa tentang bisnis. Setiap saat anda mencurahkan perhatian, sepenuh hati, pada satu hal, itu adalah meditasi." (Supreme Master Ching Hai dalam buku Aku Datang Untuk Membawamu Pulang).

First of all, rutinkah (minimal pernahkah) anda bermeditasi? Bila anda menjawab "belum" maka ada baiknya mempertimbangkan pendapat SM Ching Hai barusan. Masuk di akal, bukan? Nama beliau memang taklah a­sing. Siswa-siswanya telah mendirikan asosiasi dan pusat meditasi di seluruh dunia. Metode meditasi spiritualnya dinamakan Meditasi Kuan Yin (dalam bahasa Mandarin berarti mengamati sinar dan suara batin).

Guru Ching Hai telah mencoba beragam teknik meditasi. Mulai dari Doktrin Rahasia dari ­Buddhisme Tibet, dari Thailand, Burma dan se­bagainya. Semua teknik tadi menurut turunan Vietnam yang kini warganegara Inggris ini begitu rumit, sangat memakan waktu sekaligus membosankan. Butuh ba­nyak perlengkapan dan peralatan. Tidak praktis.

Tidak demikian halnya dengan metode pe­ngamatan Cahaya dan Suara batin yang diajarkannya. Lokasi bermeditasi pun bisa dimana saja. Kita bisa duduk di taman, di kebun, di dalam pesawat terbang, saat duduk di tempat kita bekerja, di mana saja (asal jangan saat menyetir mobil!).

Memang banyak jenis meditasi, apakah itu untuk relaksasi ataupun kesehatan. Masing-masing guru meditasi sebenarnya mengajarkan ‘waktu mendengarkan' yang berbeda, bisa jadi karena ‘si pengikut' mungkin maunya hanya rileks, tidak stres. Atau ada yang maunya menurunkan darah tinggi, menghilangkan asma, dan sebagainya. Merta Ada, Guru Meditasi Kesehatan Bali Usada, misalnya, pernah berujar, "Capailah kesehatan dan kebahagiaan lewat meditasi. Seperti halnya tubuh yang memerlukan olahraga, pikiran pun perlu dilatih agar kuat."

Penyembuh lewat teknik getaran dan ramuan tumbuh-tumbuhan ini ketika kanak-kanak terkena polio, dia perlu waktu untuk mencari ‘obat' mujarab bagi penyakitnya itu. Tak heran ia menjalani meditasi sejak muda. Semakin bertambah usia, dia pun mencari teknik meditasi yang paling pas, bertahun-tahun menekuni­nya secara teratur, sampai secara bertahap pikirannya menjadi harmonis.

Meditasi Quan Yin bisa jadi serupa, tapi tak sama, tentunya (kita tengah ‘membincangkan' beragam jenis meditasi, kan?!). Meditasi Cahaya dan Suara menawarkan pencerahan, penemuan sebuah jalan untuk mengenali diri sendiri, menemukan dari mana anda berasal. Untuk mengingat kembali misi anda di bumi, menemukan rahasia alam semesta. Untuk memahami mengapa ada begitu banyak penderitaan.

Beyond the Mind
Ada lagi metode meditasi lain. Meditasi ala Agung Suharyanto SSn, agak-agak serupa, tapi berbeda, pastinya. Kala bermeditasi ia juga mencoba menyatukan diri dengan ‘sesuatu'. "Kalau meditasi alam jelas menyatu dengan alam. Tapi sebelum menyatu dengan alam awalnya adalah menyadari diri. Yoga juga demikian, ‘kan? Konsentrasi jelas pada pernafasan. Bagaimana menarik nafas, menghembuskan. Yang mendalam lagi akhirnya kita tau detak jantung, jalan darah kita (tidak sekadar tarik-hembus). Setelah kita bisa menyadari diri, akan sangat mudah untuk menyatu de­ngan alam," bagi Agung.

Kita akan enak bagaimana menghirup daun yang basah, kita alirkan dalam tubuh kita. Bagaimana menjadi air dengan ketenangan, gemericiknya. Ketika menyatu dengan alam, melewati pikiran (beyond the mind). Inilah aku, bagian dari alam.

"Ada juga orang yang bermeditasi ketika menyatu, dekat dengan alam, menyatu dengan pencipta alam. Dia menjadi ingat akan Tuhan. Tidak mencari, tapi ada dalam diri. Ada rasa itu. Sensasi-sensasi itu. Kebesaran alam berarti kebesaran Tuhan," obrol pelatih meditasi di Taman Budaya ini.

Lanjut pria yang kerap meditasi membelakangi Laut Kidul, Yogya, "Saya meditasinya tidak ada pola yang baku. Ketika ingin menyatu dengan angin, bergerak seperti angin. Lebih kepingin natural. Jadi lebih kreatif karena tidak ada patokan-patokan. Gerak (tubuh) tidak harus dibentuk."

Kalau sudah bisa berdiam menguasai diri baru bisa meditasi dengan gerak. "Kalau dia bergerak, sebenarnya itu gaya meditasi dia. Mereka harus menemukan (bukan mencari) akhirnya dapat, itulah yang bisa dia gerakkan. Baru dia cocok dengan tubuhnya dan dicocokkan ke alam," saran Agung.

Manfaat meditasi:
1. Pikiran baik yang dimunculkan akan memberikan energi positif pada badan sehingga kesehatan dan penyembuhan terjadi.
2. Melepaskan tekanan hidup dan reaksi buruk di memori yang muncul bersamaan dengan rasa lain yang timbul selama meditasi.
3. Untuk menghadapi semua kondisi dalam kehidupan sehari-hari dengan efisien, tenang, seimbang, sadar, bijaksana, sehingga kedamaian dan kebahagiaan selalu dimiliki.
4. Jalan menuju jati diri atau guru batin.

Meditasi bersama Alam:
- Jalan kaki ternyata dapat menjadi serupa meditasi bila anda bergerak perlahan-lahan, dan ‘membuka' diri anda sepenuhnya sehingga dapat merasakan kehadiran alam sekitar dengan seluruh pengindraan sekaligus merasakan sensasinya, demikian pendapat James Thornton, environmentalist dari Amerika. Tak hanya relaks jiwa raga, anda juga akan mendapatkan kembali gairah hidup, energi bagi tubuh anda.

- Katakan pada diri anda, "Aku layak menikmati keindahan dan ketenangan ini, karena akupun bagian dari alam raya."

- Mulailah berjalan perlahan-lahan. Berusahalah untuk relaks sehingga fokus kesadaran meluas sampai mencakup keseluruhan pengamatan anda. Buka seluruh pengindraan pada kehidupan di seputar anda: tumbuh-tumbuhan, bunga-bungaan, burung-burung, serangga dan tentunya kehangatan sinar matahari yang menyentuh kulit anda.


Fit Edisi 54

1-14 September 2007

GO ORGANIK!
Teks oleh Erni Susanti dan berbagai sumber
Foto oleh Amir dan Istimewa

Organik atau non organik, ya? Gampang. Lihat saja labelnya. Cuma yang lulus serangkaian tes dari lembaga yang diberi kewenangan oleh Departemen Pertanian yang mendapatkannya.


SEORANG teman yang sempat mengenyam pendidikan di bidang Environmental Management dari luar negeri sejak lama telah ‘mentransfer' pengetahuannya tentang pertanian organik kepada Aplaus. Waktu itu ia ‘ngotot' bilang (kira-kira seperti ini), "Teknik pertanian organik merupakan penyempurnaan cara bertani secara alami yang sudah ada sejak jaman nenek moyang kita. Agar hasilnya maksimal."

Ir Budiman ‘mengagung-agungkan' teknik pertanian organik yang memang unik. Bagaimana tidak. Setiap tanaman diberi perlakuan berbeda. Semua limbah seperti daun kering dan kulit buah diolah untuk menyuburkan lahan. Agar tanaman sayur tidak diserbu ulat digunakan air cabai. Untuk lahan yang ditanami buah apel organik lain lagi.

Ia memilih pupuk guano alias kotoran kelelawar (yang ditangani secara benar dan baik, tentunya), dan mengusir hama menggunakan bahan alami berupa daun pohon nimba yang ditumbuk, dicampur air, lalu disemprotkan pada tanaman apel tadi. Di pojok-pojok kebunnya pun diberi air dan lampu supaya hamanya jatuh.

Senang berbincang langsung dengannya, mendapat sedikit saja dari pengetahuannya, tapi apa daya kini ia tengah melanglang buana. Thank God, Aplaus telah mendapatkan segelintir pengetahuan seputar organik, termasuk yang kini tengah berkembang di luar daerah Medan (Brastagi, Sidikalang, dan sebagainya).

Seorang teman lainnya, A Ju, sharing kalau se­karang untuk sementara mereka tidak menanam tanaman organik mengingat kondisi lahan yang belum mendukung. Alasan ini juga didukung ahli dari Jepang yang sengaja didatangkan untuk memeriksa kondisi lahannya.

"Salah satu hambatan dalam pertanian organik adalah tanah dan air di lokasi yang akan dijadikan lahan organik sudah tercemar. Kalau dulu lahannya memang alami maka organik bisa langsung diterapkan. Namun kalau lahannya bekas lahan pertanian konvensional diperlukan waktu minimal satu tahun," timpal Henny Ciawi Tjia, Marketing Manager PT Indo Yasai Wisesa.

Masa Konversi
Misal, tanah yang ditanami cabai menggunakan pestisida, setelah itu ditanami ubi organik, tetap saja tidak organik lagi. Sebelumnya tanah itu harus diperiksa kandungannya, diperiksa sejarahnya 10 tahun yang lalu dipakai untuk menanam apa saja, misalnya

Satu tahun itu menurut ‘tukang insinyur' diperlukan untuk menyiapkan lingkungan tanah, perbaikan struktur, aktivitas biologi tanah, dan sebagainya, atau yang disebut masa konversi. Sistem organik tak bisa dipraktekkan juga kalau lahannya dikepung oleh lahan non organik. "Paling bagus kalau lahan organik berada di daerah atas di mana air yang berasal dari mata air yang belum tercemar," demikian wejangan Ir Budiman.

Kalau seperti ini, menurutnya, tak mustahil di tahun 2010 Indonesia akan menjadi salah satu produsen pangan organik utama dunia. Suatu ‘misi' yang cukup menguras tenaga, waktu dan pikiran memang, mengingat para petani tradisional sudah terlalu lama punya pemikiran kalau ingin panen sukses mesti memakai bibit rekayasa (unggul) pestisida nomor satu, serta agrokimia sintetis lainnya. Namun bisa jadi ‘beban' akan semakin ringan kalau kita mengetahui efek bahaya pangan yang mengandung pestisida (dari penelitian terbukti kalau pestisida terus menerus menumpuk bisa menyebabkan kanker sampai rendahnya IQ).

Meski fisik sayuran organik taklah sebagus yang non organik-ciri-cirinya daun sayuran bolong-bolong akibat termakan ulat-begini ceritanya, "Hewan, hama, juga ulat punya naluri tajam. Dia tidak mau sayuran yang beracun, yang berpestisida. Tetapi justru kita yang salah kaprah, suka sayuran bagus yang ulat saja tidak mau," lanjut Henny. Kalau pun menggunakan pestisida, derajat standard chemicalnya tidak boleh melebihi yang telah ditentukan.

Baik Untuk Kesehatan?
Istilah organik menunjukkan proses pemeliharaan atau penanaman suatu produk pertanian (brokoli, labu, bayam, wortel, tomat, beras merah, kentang, kacang kapri, kacang hijau, kacang kedelai, kopi, salak, alpukat, mangga, stroberi, ceri, dsb.) yang tidak menggunakan pestisida, pupuk berbahan kimia atau biji yang direkayasa secara genetika. Tak hanya itu, cara panen, packaging dan sistem pengirimannya pun mesti bebas bahan kimia.

The Food Standards Agency (FSA) mengatakan belum ada bukti yang menyebutkan sayuran organik baik untuk kesehatan. Namun berdasarkan penelitian memang ada beberapa nutrisi dalam makanan organik yang berbeda dengan non organik. Contoh, susu organik ternyata memiliki kadar asam Omega-3 lebih tinggi, tetapi menurut FSA susu ini memiliki asam lemak yang termasuk rantai pendek (short-chain fatty acids) yang kurang baik untuk kesehatan.

A Way of Life
Kalangan selebritis Indonesia-apalagi dunia-dalam beberapa tahun belakangan (sampai sekarang) terus menggilai produk ini. Ambil contoh Melly Manuhutu. Katanya dulu ia sering batuk-pilek. Selama mengonsumsi segala macam makanan organik, ia merasa lebih fresh, enak di perut, dan kulitnya menjadi bagus.

Malah akhirnya Melly pun terjun berbisnis beras, sayuran, kacang-kacangan, buah, umbi-umbian, ayam, telur, dried food organik impor dari Australia dan Jerman (garam, gula, susu, bihun, pasta, minyak goreng, dsb.), sampai berbisnis parsel makanan organik. Sophie Navita, pacar seumur hidup Pongki Jikustik juga ‘sealiran'. Mereka sekeluarga (bahkan sampai pembantunya) makan sayuran organik.

Konsumen organik tak dapat dipungkiri adalah pasar yang memiliki kesadaran kesehatan yang tinggi, yang memungkinkan mereka menjadikannya a way of life. Negeri tetangga, Malaysia, Vietnam, sampai Eropa lebih dahsyat lagi. Negeri Singa pun tak ketinggalan. Telah ramai outlet yang khusus menjual beragam produk organik (sayuran, buah, jus, dsb.).

"Rasa jusnya enak, tidak pakai chemical ‘kan. Mereka berani klaim jus itu organik. Tertulis dalam label ‘organically proven' begitu," cerita wanita yang sering bolak-balik Medan-Singapura.

Organic Fruit & Vegetables

+ Dapat melindungi kesehatan anda, keluarga dan generasi penerus anda (dengan kandungan nutrisi yang disebut-sebut 90% lebih tinggi dibanding non organik).
+ Turut melestarikan kondisi tanah yang subur, keragaman hayati, melindungi kejernihan air, mengurangi risiko kesehatan para konsumen produk pertanian.
+ Membuka lowongan pekerjaan bagi para petani, mengurangi risiko kesehatan me­reka.

- Harga mahal (bisa 2 atau 3 kali lipat dibanding sayur dan buah biasa). Sebenar­nya bisa lebih murah, kalau dibeli lewat komunitas organik, yang di Jepang disebut teikei (sejak era 1980-an).
- Masih jarang (penghasilnya) dan ragamnya masih sedikit (produksinya tergantung musim).
- Perlu banyak tenaga kerja, mengingat ta­naman harus satu per satu diperiksa. Dan petani perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk mendapatkan sertifikat organik.

Agar Sayur & Buah Bersih
Buah-buahan dan sayur-sayuran perlu ‘dijaga' baik agar kandungan gizi di dalamnya tak terbuang percuma hanya karena cara mencuci dan teknik pengolahan yang keliru (apalagi yang organik, sayang ‘kan?!). Ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan:

- Jangan membilas buah dan sayuran berkulit ‘lunak' seperti strawberry, atau sayuran yang mudah busuk seperti kentang dan bawang, sebelum disimpan. Bilas sayuran dan buah tadi ketika anda akan mengolahnya.
- Cuci dan gosok buah dan sayur berkulit ‘keras' seperti terong, paprika, mentimun, apel, dengan air dingin. Keringkan dengan cermat, agar tidak rusak akibat noda air sebelum disimpan di lemari es.
- Sayuran berdaun bisa disimpan di lemari es tanpa dicuci. Masukkan ke kantung plastik. Bilas dengan air sebelum dikonsumsi.