Senin, 30 Juli 2007

Dia Baik, Pengasih dan Penyayang....

BETAPA sulitnya untuk mencari kata-kata ketika BERDOA (spontan); namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.

Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke gereja untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!

Betapa lamanya melayani Allah selama satu jam; namun betapa singkatnya kalau kita melihat film .

Betapa asyiknya apabila pertandingan basketball diperpanjang waktunya ekstra namun kita mengeluh ketika khotbah di gereja lebih lama sedikit daripada biasa.

Betapa suli tnya untuk membaca satu perikop dari Kitab Suci; namun betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.

Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun lebih senang duduk di bangku paling belakang di gereja.

Betapa sulitnya untuk menyesuaikan jadwal waktu kita, 2 atau 3 minggu sebelumnya untuk suatu acara gerejani; namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk event yang menyenangkan.

Betapa sulitnya untuk mempelajari suatu bab sederhana dari Injil untuk di sharingkan dengan orang lain; namun betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain itu.

Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran; namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci.

Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak perlu untuk percaya atau berpikir,atau mengatakan apa-apa, atau berbuat apa-apa.

Betapa kita dapat menyebarkan seribu lelucon melalui e-mail, dan menyebarluaskannya dengan forward seperti api; namun kalau ada mail yang isinya tentang Kerajaan Allah; betapa seringnya kita ragu-ragu, enggan membukanya dan men-sharing-kannya, serta langsung klik pada icon delete.

ANDA TERTAWA ...? ANDA BERPIKIR-PIKIR?

Sebar luaskanlah Sabda-Nya, bersyukurlah kepada TUHAN, DIA BAIK, PENGASIH DAN PENYAYANG.

Apakah tidak lucu apabila anda tidak mem-FORWARD pesan ini.
Betapa banyak orang tidak akan menerima pesan ini, karena anda tidak yakin bahwa mereka masih percaya akan sesuatu ?

Guyon Pengisi Waktu Senggang....

** A married man was asked to perform his SWOT (Strength, Weakness, Opportunity , and Threat) Analysis. He said, my strength is my wife.
My weakness is my neighbor's wife.

Opportunity
comes when neighbor goes out. Threat comes when I myself go out.

** Wife: You always carry my photo in your handbag to the office. Why?
Husband: Darling, When there is a problem, no matter how impossible, I
look at your picture and the problem disappears.
Wife: You see how miraculous and powerful I am for you? Husband:Yes
darling, I see your picture and say to myself, "What other problem can
there be greater than this one?

** Girl: When we get married, I want to share all your worries, troubles
and lighten your burden.
Boy: It's very kind of you, darling, but I don't have any worries or
troubles.
Girl: Well that is because we aren't married yet.

** Son: Mom, when I was on the bus with Dad this morning, he told me to
give up my seat to a lady.
Mom: Well, you have done the right thing.
Son: But mum, I was sitting on daddy's lap.

** A newly married man asked his wife, "Would you have married me if my father hadn't left me a fortune?" "Honey," the woman replied sweetly, "I'd have married you NO MATTER WHO LEFT YOU A FORTUNE"

** Father to son after exam: "let me see your report card."
Son: "My friend just borrowed it. He wants to scare his parents."

** A wife asked her husband: What do you like most in me - my pretty face
or my sexy body? He looked at her from head to toe and replied: I like
your sense of humor.

** Its funny when people discuss over "love marriage" and "arranged marriage" It is like asking a person if he would like to "hang himself" or "shoot himself ".
Guide: "I welcome you all to Niagara Falls . These are the world's largest waterfalls and the sound intensity of the waterfall is so high, even 20 supersonic planes passing by can't be heard. Now may I request the ladies to keep quite so that we can hear the Niagara Falls ?"

** What is a girl friend? Addition of problems, subtraction of money, multiplication of enemies & division of friends.

Sabtu, 28 Juli 2007

Takdir Ilahi




"Masa lalu haruslah ditinggalkan kepada belas kasih Tuhan,

masa kini kepada ketaatan kita dan masa depan pada takdir Ilahi."

(St Fransiskus dari Sales)

Kamis, 26 Juli 2007

Rohaniwan VS Sopir Metro Mini

SEORANG rohaniawan meninggal dunia, kini antri di depan pintu surga.Tepat di depannya ada pria berkacamata hitam, memakai kaos oblong lusuh dibalut jaket kulit belel, bercelana jeans butut.
Malaikat penjaga surga menanyai pria itu, "Jelaskan siapakah anda sehingga bisa ditentukan apakah anda layak untuk masuk ke surga atau nggak?"

"Saya Ucok Sopir Metro Mini P-7 Jurusan Pasar CJ7-CJ8 di Jakarta", jawab pria itu. Malaikat penjaga surga melihat daftar, kemudian tersenyum kepada si sopir metro mini, "Ini jubah sutera dan tongkat emas anda, silahkan dipakai, dan silahkan masuk ke dalam surga".

Sopir metro mini telah masuk ke surga, kini tiba giliran si rohaniawan, ia berdiri tegak dengan suara lantang menerangkan siapa dirinya. "Saya seorang rohaniawan, hampir seluruh hidup saya gunakan untuk melayani lebih sejuta umat". "Coba saya lihat daftar dulu", kata malaikat si penjaga surga, "Ini jubah belacu dan tongkat kayu anda, silahkan masuk ke dalam surga".

"Sebentar", rohaniawan itu menyahut dengan nada protes, "bagaimana bisa seorang sopir metro mini bisa memperoleh jubah sutera dan tongkat emas, sedangkan saya rohaniawan cuma memperoleh kain belacu dengan tongkat kayu?"

"Begini tuan, apa yang diperoleh di sini adalah merupakan buah dari perbuatan tuan di dunia", malaikat memberikan penjelasan, "Dulu ketika tuan sedang berdoa, umat tuan malah tertidur, sedangkan Ucok, begitu menyetir metromini semua penumpangnya malah berdoa."

Bahagia: Melihat & Mendengar

"... berbahagialah matamu karena melihat dan
telingamu karena mendengar.

Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat,

tetapi tidak melihatnya,

dan ingin mendengar apa yang kamu dengar,

tetapi tidak mendengarnya." (Mat 13:16-17)

Santo Yoakim dan Santa Anna

Oleh : Sr. Happy, DSA
(Harian Global, Kamis, 26 Juli 2007)

“Marilah kita menghormati Santo Yoakim dan Santa Anna pada peringatan kelahiran mereka. Mereka telah menerima berkat dari Allah bagi segala bangsa.” Inilah antifon pembukaan pada perayaan liturgi hari ini (26 Juli), yang oleh Gereja Katolik dikhususkan untuk menghormati Santo Yoakim dan Santa Anna, orangtua Santa Perawan Maria.

Maria memiliki orangtua, yang dengan luar biasa mendidik dan membesarkannya hingga menjadi ibu Mesias. Nama mereka bahkan tidak disebut di dalam Kitab Suci, tapi satu hal yang pasti, mereka termasuk ke dalam kelompok Anawim, sisa bangsa Israel. Mereka mewakili kesetiaan kaum lemah Yahwe. “Diantaramu akan kubiarkan hidup suatu umat yang rendah hati dan lemah, dan mereka akan mencari perlindungan pada nama Tuhan, yakni sisa Israel itu (Zep 3: 12).

Di beberapa negara yang penduduknya mayoritas beragama Katolik, hari ini dirayakan sebagai “hari kakek dan nenek.” Ya, Santo Yoakim dan Santa Anna adalah kakek dan nenek Yesus! Keduanya adalah orang yang hidupnya biasa saja, sangat sederhana, namun pribadi yang luar biasa dihormati bukan karena mereka telah melakukan hal-hal yang luar biasa, tetapi karena mereka memainkan perannya dengan penuh tanggungjawab dan setia dalam rencana penyelamatan Allah.

Kedua fakta tentang Santo Yoakim dan Santa Anna (menjadi orangtua Maria yang terberkati dan termasuk sisa Israel), merupakan bukti yang kiranya cukup kuat bagi mereka berdua untuk menjadi orang kudus Allah. Mungkin kita telah membaca dalam buku santo dan santa cerita tentang mereka berdua, yang kebanyakan diambil dari Injil apokalipsi, khususnya Injil Yakobus.

Kita menemukan pula doa-doa novena kepada Santa Anna, yang menjadi perantara ibu-ibu yang sedang berharap akan kehadiran anak; bagi orangtua, bagi kakek dan nenek, bagi orang sakit dan yang di ambang kematian. Bahkan ada doa yang terkenal: “Santa Anna, Santa Anna, berilah aku suami yang baik.” Banyak gereja didedikasikan pada Santo Yoakim dan terutama Santa Anna. Beberapa kongregasi religius bahkan menamakan kongregasinya seturut semangat Santa Anna, khususnya “Putri-Putri Santa Anna”—yang adalah kongregasi saya.

Banyak artis yang terinspirasi untuk melukis mereka berdua yang digambarkan sebagai pasangan—atau kadang-kadang Santa Anna bersama kanak-kanak Maria—yang memegang gulungan perkamen atau buku, yang dengan penuh perhatian mendengarkan pengajaran orangtuanya. Bahkan beberapa kelompok penderma yang mengambil semangat Santa Anna didirikan untuk melayani orang-orang miskin dan membutuhkan. Santo Yoakim dan Santa Anna dikenal dan dihormati karena kesetiaannya kepada sesama dan terutama kepada Allah.

Kesetiaan inilah yang mereka wariskan kepada Maria, seperti yang tertulis dalam Matius 12:33 “...sebab dari buahnya pokok itu dikenal.” Kita bisa membayangkan bagaimana keduanya dengan penuh setia mendidik putri mereka Maria, karena hal ini sekaligus menjadi bukti bagaimana Bunda Maria mendidik Yesus pula. Dari kedua orang kudus ini kita dapat belajar bersyukur atas pemberian dan karunia Allah. Melalui perantaraan mereka kita berani memohon karena mereka telah membuktikan kesetiaannya kepada Allah.

Mereka telah memberikan contoh teladan bahwa tidaklah penting melakukan hal-hal yang besar untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa, tetapi cukuplah dengan melakukan hal yang sederhana namun sungguh bernilai, yaitu hidup penuh kesetiaan seperti yang dikendaki Allah, sesuai dengan rencanaNya. Memang kita semua memiliki peran yang berbeda dan Allah mengharapkan agar kita berlaku otentik di dalam kesetiaan dan kepatuhan ini. Dan bersama-sama kita berdoa: Allah Bapa, para leluhur kami, Engkau sudah memilih Santo Yoakim dan Santa Anna menjadi orangtua Bunda Maria, ibunda Yesus. Semoga berkat bantuan doa mereka, kami menerima keselamatan yang Kau janjikan. Demi Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Rabu, 25 Juli 2007

Semangat Misioner (Dari Sononya)

Allah yang berbelas kasih dan murah hati menghendaki keselamatan manusia, bukan hanya manusia tertentu saja, tetapi semua orang. Dialah "Allah, Juru Selamat kita yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran." (1 Tim 2:4).

Kita harus bersemangat misioner di mana pun kita berada karena Allah mengasihi setiap orang dan Dia menghendaki keselamatan mereka itu.


Bersemangat misioner ternyata bukan sekadar memiliki bekal pengetahuan yang memadai dan mempunyai keinginan untuk bermisi.

Semangat misioner yang sejati hanya mengalir dari pengalaman iman yang batiniah dan personal dari perjumpaannya dengan Tuhan yang wafat, bangkit dan yang kini menyatakan diri dan diwartakan melalui GerejaNya.

Dari sononya Gereja itu bersifat misioner. Para Bapa Konsili Vatikan II menyatakan, "Pada hakikatnya Gereja peziarah bersifat misioner, sebab berasal dari perutusan Putra dan perutusan Roh Kudus menurut rencana Allah Bapa."


Kesulitan dan hambatan untuk bermisioner kerap datang dari dalam diri orang kristiani sendiri (kurangnya semangat atau motivasi; keinginan untuk cepat melihat buah/hasil; tidak tahan menderita; tidak mau repot; dsb).
--Emanuel Martasudjita, Pr

Selasa, 24 Juli 2007

Journalist......

Juan Kalvellido is a cartoonist born from the working class that has never stopped believing in revolution. This Andalusian was born in Cadiz, Spain in 1968 during the student revolts. He lives in Malaga, where he earns his bread and butter working in the hotel and catering business, a euphemism to say that during eight hours (or even more!) of every day, of every month, of every year... he serves giant hamburgers (whoppers, but over there they call them güpers) while imagining thousands of drawings, and then later... when he goes home, dedicates the rest of the day to making us and his family happy.

(kiriman sohib) 10 Kualitas Pribadi yang Disukai

1. Ketulusan; menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.


2. Kerendahan Hati; berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.

3. Kesetiaan; sudah menjadi barang langka dan sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

4. Positive Thinking; orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.

5. Keceriaan; karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.

6. Bertanggungjawab; orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

7. Percaya Diri; rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

8. Kebesaran Jiwa; kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

9. Easy Going; orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.

10. Empati; adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

Misa Kudus

Doa sebelum misa (harian/mingguan): "Jesus yang amat manis, dengan perantaraan Hati Maria yang tak bernoda aku mempersembahkan kepadaMu: DOA dan kerja, suka dan duka hari ini untuk semua ujud Hati KudusMu, dalam persatuan dengan Kurban Misa Kudus di seluruh dunia, untuk memperbaiki dosa-dosaku, untuk ujud-ujud dari semua sekutu kami dan pada khususnya untuk ujud-ujud Bapa Suci bulan ini. Ya Tuhan, tolonglah aku supaya taat akan tugas hidupku hari ini. Amin."

Doa saat membuat Tanda Salib Injil: "Dengan akal budi kuterima, dengan mulut kuakui dan dalam hati kumencintai Injil Suci, yang hendak kujalankan dalam hidupku."


Doa kala Konsekrasi Roti: "Tuhanku dan Allahku."


Doa pada Konsekrasi Anggur: "Jesus, aku percaya akan Dikau. Jesus, aku mencintai Engkau."

Senin, 23 Juli 2007

Keindahan Sejati = Keindahan Hati

JOHN Blanford berdiri tegak dari bangku di Stasiun Kereta Api sambil melihat ke arah jarum jam, pukul 6 kurang 6 menit. John sedang menunggu seorang gadis yang dekat dalam hatinya tetapi tidak mengenal
wajahnya, seorang gadis dengan setangkai mawar.

Lebih dari setahun yang lalu John membaca buku yang dipinjam dari Perpustakaan. Rasa ingin tahunya terpancing saat ia melihat coretan tangan yang halus di buku tersebut. Pemilik terdahulu buku tersebut adalah seorang gadis bernama Hollis Molleon. Hollis tinggal di New York dan John di Florida. John mencoba menghubungi sang gadis dan mengajaknya untuk saling bersurat. Beberapa hari kemudian, John dikirim ke medan perang, Perang Dunia II. Mereka terus saling menyurati selama hampir 1 tahun. Setiap surat seperti layaknya bibit yang jatuh di tanah yang subur dalam hati masing-masing dan jalinan cinta merekapun tumbuh.

John berkali-kali meminta agar Hollis mengirimkannya sebuah foto. Tetapi sang gadis selalu menolak, kata sang gadis "Kalau perasaan cintamu tulus, John, bagaimanapun rupaku tidak akan berubah perasaan itu, kalau saya cantik, selama hidup saya akan bertanya-tanya apakah mungkin perasaanmu itu hanya karena saya cantik saja, kalau saya biasa-biasa atau cenderung jelek, saya takut kamu akan terus menulis hanya karena kesepian dan tidak ada orang lain lagi dimana kamu bisa mengadu. Jadi sebaiknya kamu tidak usah tahu bagaimana rupa saya. Sekembalinya kamu ke New York nanti kita akan bertemu muka. Pada saat itu kita akan bebas untuk menentukan apa yang akan kita lakukan."

Mereka berdua membuat janji untuk bertemu di Stasiun Pusat di New York pukul 6 sore setelah perang usai. "Kamu akan mengenali saya, John, karena saya akan menyematkan setangkai bunga mawar merah pada kerah bajuku", kata nona Hollis.

Pukul 6 kurang 1 menit sang perwira muda semakin gelisah, tiba-tiba jantungnya hampir copot, dilihatnya seorang gadis yang sangat cantik berbaju hijau lewat di depannya, tubuhnya ramping, rambutnya pirang bergelombang, matanya biru seperti langit, luar biasa cantiknya....

Sang perwira mulai menyusul sang gadis, dia bahkan tidak menghiraukan kenyataan bahwa sang gadis tidak mengenakan bunga mawar seperti yang telah disepakati. Hanya tinggal 1 langkah lagi kemudian John melihat seorang wanita berusia 40 tahun mengenakan sekumtum mawar merah di kerahnya. "O....itu Hollis!!!!"

Rambutnya sudah mulai beruban dan agak gemuk. Gadis berbaju hijau hampir menghilang. Perasaan sang perwira mulai terasa terbagi 2 ingin lari mengejar sang gadis cantik tetapi pada sisi lain tidak ingin menghianati Hollis yang lembut dan telah setia menemaninya selama perang. Tanpa berpikir panjang, John berjalan menghampiri wanita yang berusia setengah baya itu dan
menyapanya, "Nama saya John Blanford, anda tentu saja Nona Hollis, bahagia sekali bisa bertemu dengan anda, maukah anda makan malam bersama saya?" Sang wanita tersenyum ramah dan berkata "Anak muda, saya tidak tahu apa artinya semua ini, tetapi seorang gadis yang berbaju hijau yang baru saja lewat memaksa saya untuk mengenakan bunga mawar ini dan dia mengatakan kalau anda mengajak saya makan maka saya diminta untuk memberitahu anda
bahwa dia menunggu anda di restoran di ujung jalan ini, katanya semua ini hanya ingin menguji anda." (NN)

Pernahkah terpikir oleh anda sekalian, bahwa si pemuda bernama John Blanford di atas akan menarik semua perkataan-perkataan cinta romantis yang pernah di tulis dalam surat-suratnya apabila, katakanlah memang benar ternyata Nona Hollis hanyalah seorang wanita gemuk dengan rambut hampir beruban.

Untunglah John seorang yang sangat cerdas dan berhikmat. Dia bisa saja berpikir pasti dapat mengeluarkan sebuah alasan lain untuk mengagalkan lamarannya. Dan tentunya jika itu terjadi, maka cerita ini pasti tidak akan ada.

Seseorang akan sangat mudah tertipu dan tergoda untuk mengikuti mata jasmani dan mengabaikan kata hati. Orang lebih menyukai apa yang dapat dia lihat dan sentuh dari pada apa yang dapat dirasakan dan di sentuh oleh hatinya. Ini adalah salah satu titik kegagalan manusia dalam menjalani kehidupannya sebagai orang yang beriman. Kita lebih tertarik melihat sebuah senyuman manis, dari pada sikap hati. Kita lebih menyukai bola mata yang bulat dan bening ketimbang mata hati yang tajam dan peka. Kita lebih menyukai wajah rupawan dari pada karakter yang bagus. Singkat kata, kita semua lebih menyukai hal-hal yang bersifat jasmaniah ketimbang hal-hal rohaniah. Itulah sebabnya seringkali kita tersandung karena ulah kita sendiri!

from frenz:

Aku bersyukur...
Mendengar anggota keluargaku
ngomel-ngomel di rumah,
berarti aku masih punya keluarga
yang utuh. Merasa lelah dan pegal linu
setiap sore, sebab itu berarti aku
mampu bekerja keras.

Membersihkan piring dan gelas
kotor setelah menerima tamu
di rumah, karena itu berarti aku
dikelilingi teman-teman.

Pakaianku terasa agak sempit,
karena itu berarti bahwa makanku
cukup kenyang. Mencuci dan
menyetrika tumpukan baju,
sebab itu berarti aku memiliki pakaian.
Membersihkan halaman rumah, membersihkan jendela,
memperbaiki talang dan got, karena itu berarti aku
memiliki tempat tinggal.Duduk kembali di kantor,
berarti masih ada perusahaan yang mau memperkerjakan aku
bahkan perusahaan masih mampu membayar gaji setiap bulannya.

Mendengar nyanyian suara yang fals,
karena itu berarti aku bisa mendengar.
Mendengar bunyi alarm di pagi hari, sebab itu
berarti aku hidup. Akhirnya... aku perlu bersyukur
mendapatkan e-mail ini, karena tidak sadar masih ada
yang peduli padaku. Oh... indahnya...

Bingkai Edisi 51 (21 Juli-3 Agustus 2007)












(ki-ka : Alberthiene, Tung Desem, Kafi Kurnia 'n Cahyo)

SHARE ‘THE UNEG-UNEG' ACROSS


Teks oleh Erni Susanti
Foto oleh Amir dan Istimewa

Bukan jamannya lagi untuk ragu menuangkan uneg-uneg dalam bentuk tulisan. Buku bisa. Novel oke. Biografi sah-sah saja. Skenario luar biasa. Blog apalagi.

"SAYA melihat fenomena yang menarik. Saya kan sempat melatih menulis buat sejumlah orang, tadinya iseng-iseng, tapi akhirnya ada beberapa yang menetap itu ada juga eksekutif-eksekutif. Mungkin mereka merasa bosan karena pekerjaannya itu sudah rutinitas, jauh dari sentuhan seni. Mereka ingin sesuatu yang bisa menyenangkan mereka, satu, dua lembar cerpen," ungkap Alberthiene Endah.

MBAK Ae-demikian sapaan sayangnya-semakin merasakan fenomena ini, kala mendapati para eksekutif tadi diantara remaja-remaja yang mungkin lagi kesengsem ingin bikin novel dan para ibu rumah tangga yang sekadar ingin menulis surat cinta super romantis buat suaminya.

Penulis tulen yang eksis mengerjakan empat line: biografi (Chrisye: Sebuah Memoar Musikal, Panggung Hidup Raam Punjabi, Seribu Satu KD, Vinna Melinda's Guide to Good Living, dll.), novel (Jangan Beri Aku Narkoba, seri Lajang Kota), skenario (yang lagi gres, Roman Picisan) dan jurnalis (Pemred Majalah Prodo)-kesemuanya terbitan Gramedia Pustaka Utama-bersama Aplaus via selular terus menyerukan suara hatinya.

"Menulis itu bisa menenangkan jiwa, bisa mengekspresikan apa yang ada di kepala. Orang bisa lega kalau menulis sesuatu yang memberatkan pikirannya. Itu juga bisa menjadi bagian daripada kelepasan. Itu yang baru saya sadari belakangan ini." Fenomena yang cukup menggembirakan ini sepertinya turut menggembirakan Kafi "Si Jabrik" Kurnia. Apalagi Managing Director Interbrand Indonesia ini punya bisnis penerbitan buku.

"Penulis-penulis kita datang dari bisnis, jadi misal, ada satu novel yang kita mau terbitin itu adalah dari seorang bankir. Kita juga ada seorang executive IT yang nulis novel, cukup laku," transfer penulis buku bestseller Anti Marketing ini kepada Aplaus lewat SLJJ. Namun meski ada eksekutif yang punya novel cukup bagus, pria Gemini yang ber-shio Tikus ini melanjutkan ceritanya, "Tapi itu novel satu-satunya. Setelah dia nulis, dia disuruh nulis lagi nggak bisa."

Bagaimanapun, tak dapat dipungkiri kini para eksekutif mulai rajin mempublikasikan tulisannya (entah itu lewat kolom di suratkabar, buku, novel atau blog). Medan juga punya eksekutif yang begini (meski masih bisa dihitung dengan jari). Cahyo Pramono, General Manager Hotel Niagara Parapat, salah satunya. Setiap hari Senin di salah satu koran Medan, Cahyo muncul dengan tinjauan manajemen. Beruntung sekali dia juga punya background sastra kala SMA dan sempat mengikuti kursus di Lembaga Pers Dr Soetomo, Jakarta pada tahun 1997.

"Ternyata buat saya proses belajar yang paling efektif adalah manakala kita membagikan pada orang lain dan menuangkan pikiran kita. Artinya apa yang saya dapat, yang saya tuliskan, itu membuat saya lebih belajar lagi," kisah Ketua Forda UKM Sumut yang "olahraganya" memberikan konsultasi bisnis kepada siapapun.

Daya Jelajah: Dahsyat!
Tak cukup sampai di sini. Panggilan jiwa para penulis sah-sah saja berekspansi. "Saya secara pribadi ingin mengadakan sebuah revolusi penasaran. Saya ingin merangsang orang untuk penasaran. Menurut saya orang Indonesia kurang penasaran. Kalau semua orang penasaran, energi kreatif itu akan berputar. Dan ini yang ingin saya lakukan," penulis kolom Intrik di Majalah Gatra ini mengungkap agenda.

Revolusi penasaran yang dimaksud Kafi sepertinya akan terus digenjot, hingga puncaknya pada peluncuran buku terbarunya (segera rilis Agustus 2007)-yang akan diberi judul sama dengan blog-nya-Biang Penasaran. "Buku itu memiliki daya jelajah yang lebih jauh. Tapi percuma juga kalau tidak ada yang membaca," tegasnya.

Daya jelajah buku (yang dahsyat!) pun diaminkan Tung Desem Waringin, penulis buku Financial Revolution yang ludes seketika di hari pertama diluncurkan (sampai-sampai pihak penerbitnya meraih penghargaan MURI). Makanya jangan heran kalau Exclusive Indonesia Anthony Robbins (World's No.1, Success Coach) Authorized Consultant ini telah punya lima buku (terbaru!) yang lagi "ngantri".

"Marketing Revolution sudah jadi. Kapan dirilis tinggal pihak Gramedia yang menentukan," ungkapnya kepada Aplaus via ponsel. Dan untuk mendukung revolusi penasaran yang dicanangkan Kafi, Pak Tung-demikian panggilannya-tengah merancang sesuatu yang pastinya akan membuat penggemarnya penasaran habis.

Kalau sewaktu launching Financial Revolution murid Jay L Abraham (pakar Marketing terkemuka dunia) ini naik kuda di jalan raya, jangan kira hal yang sama akan terjadi lagi pada Marketing Revolution. "Naik heli, misalnya ya, pak?" tanya Aplaus. "Bisa jadi," jawabnya. "Seperti biasa, rock ‘n roll," jawab Exclusive Indonesia Robert T Kiyosaki Authorized Consultant ini (sembari tertawa lepas).

Tak Naik Gengsi
Menulis buku menurut salah seorang konsultan awal Jacky Cheung World Tour ini tak hanya sekadar menaikkan gengsi. "Orang yang menulis buku dianggap jauh lebih pandai, padahal belum tentu," demikian pendapatnya. Bagaimanapun media ini menurutnya dapat dijadikan sarana untuk mengasah diri. "Otomatis orang itu mikir. Apa benar yang saya tulis. Lalu ia baca buku (lain-red) lagi. Jadi (penulisannya-red) lebih tajam," tegas Tung.

Kalau Alberthiene bilang, "Mungkin orang bisa respek kalau ada orang bilang, ‘Eh, ini tulisan gue,' tandanya dia menghasilkan satu karya, melahirkan sesuatu. Itu saja." Kalau mau yang lebih tegas lagi simak apa yang dikatakan Kafi, "Menaikkan gengsi sih nggak. Makanya beberapa penulis ada ghost writer. Walaupun ide menulis itu dari dia, karena dia nggak bisa nulis."

Menulis menurutnya bukan bagian dari gaya hidup (termasuk blog). "Nggak ada orang yang bilang, ‘oh dia gaya hidupnya menulis,' kaga. Mereka get the message across, get the uneg-uneg' across, share something. Dan tempat share ini dulu tidak pernah ada."

Jumat, 20 Juli 2007

Let's Pray.....

Ya Allah, aku bersyukur kepadaMu, karena melalui hatiMu engkau selalu mengabadikan dan mengingat diriku sebagai yang Kauasayangi. Seluruh adaku sepenuhnya adalah hasil karya seniMu. Namun betapa sering aku menjadi kecewa dan tidak puas dengan apa yang telah Engkau kerjakan dalam diriku. Terlebih lagi, aku tidak bersyukur kepadaMu atas segala sesuatu yang telah Engkau berikan kepadaku. Ajarilah aku untuk senantiasa bersyukur dalam segala keadaan hidupku, menjalani hidup dan panggilanku dengan hati gembira dan realistis. Jauhkan dari sikap ngomel dan kurang puas terhadapMu. Dengan demikian, sepanjang perjalanan ziarah kehidupan ini aku boleh menjadi seorang peziarah yang optimis, penuh iman dan pengharapan, serta kasih kepadaMu. Semoga dengan perantaraan Yesus Kristus, PuteraMu yang telah wafat dan bangkit, sepanjang peziarahan di dunia ini aku selalu dipandu olehNya menuju kerajaanMu. Amin.

Kamis, 19 Juli 2007

Journalism

HaHaHa.....

** Menyesal Punya Nama Dalijo

Dua orang bapak berdebat soal nama mereka,dia menyesal namanya Dalijo.
Dalijo: "Saya menyesal punya nama Dalijo."
Poerwito: "Kenapa menyesal,bukankah nama penting buat kita?"

Dalijo: "Penting tapi aku korban perasaan."
Poerwito : "Kok bisa...?"
Dalijo: "Semua orang disini memanggilku..Kak Dal ijo... kadal ijo... kadal ijo."


**
Iklan Lowongan Mencari Istri

Seorang laki-laki memasang iklan di koran yg bunyinya: "Mencari seorang istri."
Keesokan harinya dia menerima ratusan surat balasan yg isinya hampir sama:
"Anda boleh ambil istri saya."


** Merah = Berani

Seorang pemuda pengendara sepeda motor, sedang melaju dengan kecepatan 180 km/jam melintasi jalan raya di tengah kota. Ketika ia melihat didepannya ada sebuah perempatan dan lampu pengatur LaLin-nya menunjukkan warna kuning, ia pun menambah gasnya, hingga pada waktu lampu merah menyala, ia terus melaju tanpa berhenti. Akibatnya, petugas polisi LaLin, mengejar sang pemuda itu karena telah menerjang Lampu merah.

Berapa lama kemudian, tertangkaplah sang pemuda itu oleh polisi yang mengejarnya.
"Selamat siang, mas! " tanya polisi tersebut.
"Selamat siang, Pak!" jawab si pemuda.
"Mengapa anda tidak berhenti ketika lampu merah tadi menyala?
"Anda tidak tahu, apa artinya merah?" tanya sang polisi.
"Berani, Pak!!!" jawab si pemuda.

** Kakek Tuli

Suatu hari ada seorang anak disuruh ibunya untuk membeli gula 1 kg.
Ibu: Nak, tolong belikan ibu gula satu kilo!
Anak: Iya bu!!

Dan anak itu pun pergi ke toko didekat rumah mereka. Kebetulan yang punya toko itu seorang kakek yang agak tuli, sehingga untuk berbicara harus agak keras.

Anak: KAKEK, BELI GULA 1 KILO!!!
Kakek tidak menjawab, anak itu pun teriak lebih keras lagi.

Anak: KAKEK, BELI GULA 1 KILO!!!!
Tetapi si kakek pun masih tidak menjawab. Anak itu lalu berteriak dengan suara ynag paling keras.

Anak: KAKEK.. BELI GULA 1 KILO!!!!!!!!
Kakek: (Dengan sikap yang agak marah, ia menjawab) KAMU INI NGAPAIN TERIAK TERIAK??? KAMU KIRA KAKEK TULI??? MAU BELI BERAS BERAPA KILO???
Anak: ??????.....

Church looks for food for Zimbabweans booted from university housing

CAPE TOWN, South Africa (CNS) -- The Catholic Commission for Justice and Peace in Zimbabwe is battling to find food to give university students a meal a day while they take exams. Officials at the University of Zimbabwe ordered up to 5,000 students out of university housing July 9 just as they were to begin two weeks of written exams. Alouis Chaumba, head of the Harare-based justice and peace commission, told Catholic News Service in a July 10 telephone interview that the students had been asked to pay additional housing fees of more than a million Zimbabwean dollars (US$4,000), "and most were unable to do that." The students' failure to pay the fee, and July 7 incidents of vandalism on campus that authorities blamed on students, prompted the authorities to order "all students to move off campus," he said. Chaumba said the shortage of accommodations in Harare -- even for those students who have friends to put them up while they take their exams -- and "the scarcity of food makes this a crisis."

"We want to set up a mobile kitchen to provide a meal a day for the students, but we can't even do that for two weeks," Chaumba said, noting that shelves in supermarkets are mostly empty and, where food can be found, stores are only allowed to sell each individual two loaves of bread. Nonperishable items such as candles, which are essential in a country with frequent power cuts, "are very expensive," and there is little fuel at gas stations around the country, he said. Zimbabwe is crippled by the highest rate of inflation in the world, unemployment of more than 80 percent, and shortages of foreign currency and fuel. Food shortages are acute, and large numbers of people are migrating to the neighboring countries of South Africa and Botswana. With elections scheduled for March, political violence has intensified. "We are in a desperate situation, and we cannot endure any longer," Chaumba said. (by Bronwen Dachs; Catholic News Service)

Catholic Church in China: 'Two faces' expressing one faith

BEIJING -- Sometime after Easter, Pope Benedict XVI will issue a letter to Chinese Catholics that many hope will call for reconciliation and unity between those who have registered with the government and those who have not registered.

In some places in China, that might cause surprise -- but for different reasons in different areas. Some priests and nuns reported not even knowing there was more than one church community as they grew up.

"We're only one church in our village -- everyone goes to one church," said Father Joseph Xia Qingtian, dean of studies at the Liaoning regional seminary in Shenyang. Sister Pauline Yu Chunjing, superior of the Sisters of Our Lady of All Holy Souls in Beijing, said her parish in her hometown of Nangong, in Hebei province, did not have a split.

"For me, personally, I didn't know there were the two churches before I entered the religious order," she said in mid-March. She said she likes the words of the late Bishop Anthony Li Du'an of Xi'an, who said China had only one church, but "two faces to express our faith."

When China began suppressing the church in the late 1950s, it established the Chinese Catholic Patriotic Association, whose members initially were asked to reject ties with the Vatican. Many of the Catholics who joined indicated they chose to cooperate with the government and work within its restrictions, but remained loyal to the Vatican.

Catholics who refused to join the patriotic association maintained their loyalty to the Vatican and suffered decades of persecution. Some of these underground Catholics still think registering with the government would be a betrayal of everything for which people have suffered, and some think the registered church is still controlled by the communist government, said one church source. Unregistered Catholics also refer to the last official word from the Vatican -- in 1988 -- that told them to avoid the patriotic association.

Today, bishops are asked to register with the government and join the patriotic association. At least one bishop has said he would register but not join the association. Nearly all the bishops who have joined the patriotic association have reconciled with the Vatican.

In some places in China now, the lines between the two communities are blurred. Jean-Paul Wiest, a sociologist and scholar at a Beijing university, said the split between the two communities "does exist." However, he said, "in big cities like this, people are moving in and out" of the different communities.

For instance, divisions among Catholics in Xi'an, in China's Shaanxi province, are not as strong as other places, like Fujian province, said one church source. The Diocese of Liaoning officially has 120,000 registered Catholics, but it also has unregistered Catholics. More than one church source said that, until one old underground priest died, unregistered Catholics would not attend the open Mass at Sacred Heart Cathedral in Shenyang, the provincial capital, but would attend Mass the old priest celebrated in a small chapel within the church compound. One source reported that on Sundays, some families would arrive for Mass together, then split, with some family members going to the chapel and others going to the cathedral.

Registered seminaries often receive local government funding -- some more than others. And while some registered seminaries will not accept unregistered Catholics as students, others do. One source in Beijing said the basics of the faith are the same in both communities: "We are in communion with the universal church" and "pray for the pope."

But "to really understand the Chinese situation" and work in the church, "you must know how to deal with government officers," how to deal with Catholics and "how to keep your face," the source said.

In 2003, Bishop Michael Fu Tieshan of Beijing was elected as one of 15 vice chairmen of the Standing Committee of the National People's Congress, China's legislature. The bishop is not recognized by the Vatican, but the Beijing source believed that "in his mind" the bishop is in communion with the pope. The source, who described the bishop as "a very kind person," emphasized that the situation in Beijing is complicated, and people do what they can within the system.

A nun in another city agreed. "I always say 'do what you can,'" she said. "Yes, we are limited, but there are a lot of things we can do." Belgian Missionhurst Father Jeroom Heyndrickx, who directs the Verbiest Institute at the Catholic University of Leuven in Belgium and is one of the most authoritative experts on Catholicism in China, said he anticipated difficult pastoral concerns after Pope Benedict issues his pastoral letter.

The most urgent question concerns the joint participation of registered and unregistered Catholics in eucharistic celebrations, he said. Some "priests in several underground Catholic communities still preach that Catholics who attend the Eucharist in an official church community commit mortal sin and will go to hell," he wrote in a late-March commentary for UCA News, an Asian church news agency. He said they justify their stance by referring to the "Eight-Point Directive on Dealings with China," issued in 1988 by Cardinal Josef Tomko, then prefect of the Vatican's Congregation for the Evangelization of Peoples.

"No church authority has ever contradicted this document, so relatively few underground Catholics responded positively to the repeated calls of Pope John Paul II for reconciliation," he said. Many anticipate the papal letter will address these directives and put the issue to rest.

He also said the Catholic Church in China could best be compared to the apostles. "Each apostle reacted in his own way when the Lord Jesus was arrested, condemned and crucified," said Father Heyndrickx. "Some probably continued to believe in him in their hearts. Others doubted and were certainly not proud that they ran away."

He referred to Pentecost, when the apostles and Mary prayed together as they awaited the Holy Spirit. "Only the Spirit could unite them and empower them to pass beyond their own past weaknesses," he said. "Thus they emerged on Pentecost as a united church, preaching, full of energy and faith. Peter, who admitted being weakest in faith during the time of trial, became their leader."

Precious Blood Father Robert Schreiter of the Catholic Theological Union in Chicago said that at the very heart of the Christian understanding of reconciliation lie two important insights: "that reconciliation is the work of God in our lives, not something we achieve on our own; and that reconciliation brings all parties to a new place."

"Where God will lead Catholics in the underground and official church cannot be predetermined by either party," he said March 28 in a statement issued in anticipation of the pope's letter. "They must remain open to the working of the risen Lord. That path will be one that does not forget the suffering of the past, but also will make of both parties a new creation. The deep love of the church and loyalty to the Holy Father that all Catholics in China hold dear should bring them to place their trust and hope in how God will speak to them through the Holy Father."(by Barb Fraze-catholicnews.com)

Pergumulan Iman Menggapai Kekudusan

Oleh : Carmen Antoinette Chang
(dimuat di Harian Global,
Kamis, 19 Juli 2007)--www.harian-global.com


Seorang “pelayan” Gereja dalam panggilannya masing-masing—entah itu sebagai legioner, anggota Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM), Persekutuan Doa (PD), dan lain sebagainya—seringkali “terjatuh”, “menyerah” dan akhirnya memilih keluar dari komunitas itu, tidak setia lagi pada panggilan pelayanannya, hanya karena hal-hal sepele. Apakah itu karena merasa kurang dilayani ketua ataupun pengurus lainnya dalam komunitas tersebut, atau mungkin karena terjadinya perbedaan pendapat hingga akhirnya menjurus kepada permasalahan pribadi, timbulnya kekecewaan dan sakit hati. Dalam ketidaksempurnaan kita sebagai manusia, mau tak mau kita akan senantiasa mengalami pergumulan iman sedemikian yang sebenarnya amat sangat membantu kita dalam menggapai kekudusan.
Bagaimana tidak. Kita sebagai para “pelayan” sabdaNya telah diberikan kesempatan untuk senantiasa belajar menjadi lembut dan rendah hati, seperti Dia yang juga demikian halnya (Mat 11:29). Seperti Dia yang tidak ingin dilayani melainkan sanggup melayani sesama, bahkan sampai merelakan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang (Mat 20:28). Kita dipanggil untuk senantiasa bersyukur kepada Bapa, Allah kita yang Tritunggal yang memang kudus adanya, dalam suka maupun duka. Dia kudus karena kesempurnaanNya, karena keMahakuasaan-Nya, karena keMahatahuan-Nya (Mat 9:4), karena kasihNya yang tak berkesudahan kepada kita (1 Yoh 4:8).

Sepanjang peziarahan hidup ini, dalam segala pergumulan iman yang kita hadapi, kita dipanggil untuk senantiasa memuliakan Tuhan, berbuat baik kepada sesama dan tekun berdoa untuk menyilih dosa pribadi maupun sesama. Kita dipanggil untuk memberi kasihNya kepada sesama, bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran (1 Yoh 3:18). Hanya dalam kasih kita yang tidak sempurna dan tidak mahatahu ini bisa meniru kekudusan Bapa. Lewat relasi (Roma 7:19); memberi perhatian, pengertian, tenaga, waktu, dan sebagainya; berkorban perasaan, uang, dan lain sebagainya. Masing-masing kita dipanggil untuk memaafkan, mengasihi orang yang menyakiti hati kita (Mat 5:43-48).

Tidak hanya lewat hal-hal yang dapat terlihat mata, namun juga yang tak kelihatan. Seperti Lazarus yang miskin (nama Lazarus berarti Tuhan penolong saya) yang telah berbuat baik tanpa kelihatan mata. Dia lapar namun tetap tabah, tidak juga bunuh diri (seperti manusia jaman sekarang ini yang dengan gampangnya menyerah dan memilih mengakhiri hidup). Mungkin juga saat itu dia berdoa (kita tidak tahu pastinya karena tidak dijabarkan dalam Kitab Suci). Amat disayangkan Lazarus mati karena kurangnya kasih dari seorang kaya itu (Luk 16:19-31). Begitu banyaknya “Lazarus” di sekitar kita yang membutuhkan kasih, bukannya penghakiman dari kita (Mat 7:1). Marilah kita berupaya sekuat tenaga memenangkan pergumulan iman yang dihadapi dengan senantiasa mengarahkan pandangan pada salibNya; termotivasi untuk mengumpulkan “harta” di surga lewat pahala yang hanya bisa kita kumpulkan saat kita masih di dunia. Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah (Gal 6:9). Amin. ("oleh-oleh" Retret Legioner bersama Rm. Silverius Yu, OFMCap).

Rabu, 18 Juli 2007

Temper Your Temper





Cartoon by Basil Wolverton, the legendary creator of the

"Spaghetti & Meatballs School Of Design",

for the article "Temper Your Temper"

on the March

1974 issue of the "GN - The Good News" magazine,

a publication from the "Worldwide Church of God" .

Pesan Ratu Damai dari Medjugorje



"Tiap hari Rabu
bacalah Injil Matius 6 : 24-34
di hadapan Sakramen Mahakudus.
Kalau tak bisa pergi ke Gereja, bacalah itu di rumah."
(5 Maret 1984)

Mengalami Doa

DOA itu sukacita
DOA itu cinta
DOA itu damai
engkau tak dapat menjelaskannya
namun engkau hanya harus mengalaminya
(Mother Teresa)

Jika engkau mengikuti nasihat Yesus
dan senantiasa BERDOA kepada Allah, engkau akan belajar BERDOA dengan baik
Allah sendiri akan mengajari engkau
(Pope John Paul II)

Selasa, 17 Juli 2007




Pope hopes to visit New York next year

LORENZAGO DI CADORE, Italy (AP) — Pope Benedict XVI has a heavy international travel schedule coming up, with plans to deliver an important speech to diplomats in Vienna in September and confirmed trips to the United Nations, Australia and Lourdes, France in 2008, the Vatican spokesman said Sunday.

The Rev. Federico Lombardi did not specify what the speech would cover during the pope's Sept. 7-9 trip to Austria, but Lombardi said Benedict would deliver an "internationally important" speech to diplomats accredited to international organizations.

He said early plans are underway for a papal trip next year to the shrine at Lourdes, to mark the 150th anniversary of the apparition of the Madonna. The trip will also be a significant emotional one, Lombardi said, since Pope John Paul II's last foreign trip was to Lourdes.

"We also hope to go to the United Nations," Lombardi said. No date for the trip has been set.
The archbishop of Boston, Cardinal Sean O'Malley, has invited Benedict to visit Boston next year, saying it would help mend wounds from the clergy sexual abuse scandal that erupted in Boston.

Lombardi spoke on Italian state television as Benedict emerged from his monastic-like vacation to bless the faithful at his secluded mountain retreat here in Italy's Dolomite mountains.

In his remarks, Benedict noted that a year from this weekend marks the start of World Youth Day in Sydney, Australia — and he urged young people "from every continent" to make the trip, which he himself hopes to make.

Benedict was interrupted several times by chants of "Benedetto" by pilgrims who hiked up a hill to the grounds of the 19th-century Mirabello castle. Benedict has been staying at a nearby refurbished chalet.

The Rev. Giuseppe Bratti, spokesman for the diocese, has said the pope has been keeping a "monastic" schedule, writing, praying, and reading in the morning and taking a walk each evening — often to a nearby shrine to pray.

This is the first summer Benedict has spent in Lorenzago since he was elected to the papacy in 2005; the previous two years he has spent time at a mountain retreat in Valle d'Aosta, on Italy's western border with France.

Benedict said as he arrived in Lorenzago on Monday that he hoped to start writing the second volume of his book Jesus of Nazareth. He also said he would begin writing an encyclical, which Lombardi said would be on a "social theme." News reports have suggested it would cover issues of globalization.

Benedict's only other encyclical, "God is Love," was a meditation on love and charity.
"There is also this idea about an encyclical, which, however, still seems to be at a very early stage, at the level of reflection on how it can be laid out, even though the social themes" are at the heart of it, Lombardi told RAI television. "It is still not at the level of production, of actual writing." Benedict plans to stay in Lorenzago, near Italy's border with Austria, until July 27, when he moves to the papal summer retreat at Castel Gandolfo, in the hills south of Rome.

Safeguarding Peace

BY recalling the commandment, "You shall not kill,"(Mt 5:21) our Lord asked for peace of heart and denounced murderous anger and hatred as immoral.

Anger is a desire for revenge. "To desire vengeance in order to do evil to someone who should be punished is illicit," but it is praiseworthy to impose restitution "to correct vices and maintain justice."(St. Thomas Aquinas, STh II-II,158”1 ad 3.<§R>). If anger reaches the point of a deliberate desire to kill or seriously wound a neighbor, it is gravely against charity; it is a mortal sin. The Lord says, "Everyone who is angry with his brother shall be liable to judgment."(Mt 5:22).

Deliberate hatred is contrary to charity. Hatred of the neighbor is a sin when one deliberately wishes him evil. Hatred of the neighbor is a grave sin when one deliberately desires him grave harm. "But I say to you, Love your enemies and pray for those who persecute you, so that you may be sons of your Father who is in heaven."(Mt 5:44-45)

Respect for and development of human life require peace. Peace is not merely the absence of war, and it is not limited to maintaining a balance of powers between adversaries. Peace cannot be attained on earth without safeguarding the goods of persons, free communication among men, respect for the dignity of persons and peoples, and the assiduous practice of fraternity. Peace is "the tranquillity of order."(St. Augustine, De civ. Dei, 19,13,1:PL 41,640). Peace is the work of justice and the effect of charity. (Cf. Isa 32:17; cf. GS 78 §§ 1-2).

Earthly peace is the image and fruit of the peace of Christ, the messianic "Prince of Peace." (Isa 9:5) By the blood of his Cross, "in his own person he killed the hostility,"(Eph 2:16 J.B.; cf. Col 1:20-22.aBR>) he reconciled men with God and made his Church the sacrament of the unity of the human race and of its union with God. "He is our peace."(Eph 2:14) He has declared: "Blessed are the peacemakers."(Mt 5:9).

Those who renounce violence and bloodshed and, in order to safeguard human rights, make use of those means of defense available to the weakest, bear witness to evangelical charity, provided they do so without harming the rights and obligations of other men and societies. They bear legitimate witness to the gravity of the physical and moral risks of recourse to violence, with all its destruction and death. (Cf. GS 78 § 5). (www.vatican.va)

Sabtu, 14 Juli 2007

Pangeran Charles Buka Pameran Seni Islam di London

UMAT Islam dan Kristen memiliki banyak kesamaan ketimbang perbedaan, kata Pangeran Charles pada pembukaan pameran seni Islam di London, Kamis. “Sorotan begitu banyak diarahkan pada perbedaan luar antara berbagai agama. Perbedaan di antara pemeluk agama ini tampaknya sulit sekali ditembus,” ujar Pangeran Charles, yang menempatkan peningkatan pemahaman antar-agama sebagai salah satu minat utamanya.

“Semua orang pada kenyataannya banyak memiliki keterkaitan dan sedikit sekali dipisahkan perbedaan,” katanya.Berbagai adikarya yang dipamerkan dalam pameran yang mengusung tajuk ‘Semangat dan Kehidupan’ di Pusat Ismailiah London ini mengandung banyak bukti atas “kaitan erat antara para keturunan Nabi Ibrahim,” katanya.Pameran ini, yang diselenggarakan oleh Aga Khan Trust for Culture, menampilkan seni dan manuskrip Islam yang langka dan belum pernah dilihat sebelumnya di Inggris.

Berbagai benda yang dipamerkan antara lain miniatur dari epik Persia, Shahnama (Buku Raja-raja), dan kopi amat langka ‘Canon of Medicine’ karya Ibnu Sina, yang digunakan di Eropa dan Timur Tengah sebagai buku teks kedokteran standar selama lebih dari 500 tahun.