Jumat, 29 Juni 2007

Motivational Quotes

Avoiding danger is no safer in the long run than outright exposure. Life is either a daring adventure, or nothing- Hellen Keller.

Live a balanced life--learn some and think some and draw and paintand sing and dance and play and work every day some- Robert Fulghum.

I expect to pass through this world but once. Any good therefore thatI can do, or any kindness or ablities that I can show to any fellowcreature, let me do it now. Let me not defer it or neglect it, for Ishall not pass this way again- William Penn.

Let us be about setting high standards for life, love, creativity, andwisdom. If our expectations in these areas are low, we are not likelyto experience wellness. Setting high standards makes every day andevery decade worth looking forward to- Greg Anderson.

Life is what happens when you are making other plans- John Lennon.
When you play it too safe, you're taking the biggest risk of yourlife...Time is the only wealth we're given- Barbara Sher.

Kamis, 28 Juni 2007

(from frenz) Bagaimana Pesan Dikomunikasikan

Berikut adalah sebuah cerita tentang bagaimana sebuah pesan dikomunikasikan lisan secara hierarkis dalam sebuah perusahaan, dari direktur hingga ke karyawan bawahan.

Dari: direktur ke: general manager
“Besok akan ada gerhana matahari total pada jam sembilan pagi. Ini adalah kejadian yang tak bisa kita lihat setiap hari. Untuk menyambut dan melihat peristiwa langka ini, seluruh karyawan diminta untuk berkumpul di lapangan dengan berpakaian rapi. Saya akan menjelaskan fenomena alam ini kepada mereka. Bila hari hujan, dan kita tidak bisa melihatnya dengan jelas, kita berkumpul di kantin saja”

Dari: general manager ke: manager
“Sesuai dengan perintah direktur, besok pada jam sembilan pagi akan ada gerhana matahari total. Bila hari hujan, kita tidak bisa berkumpul di lapangan untuk melihatnya dengan berpakaian rapi. Dengan demikian, peristiwa hilangnya matahari ini akan dijelaskan oleh direktur di kantin. Ini adalah kejadian yang tak bisa kita lihat setiap hari”

Dari: manager ke: supervisor
“Sesuai dengan perintah direktur, besok kita akan mengikuti peristiwa hilangnya matahari di kantin pada jam sembilan pagi dengan berpakaian rapi. Direktur akan menjelaskan apakah besok akan hujan atau tidak. Ini adalah kejadian yang tak bisa kita lihat setiap hari”

Dari: supervisor ke: koordinator
“Jika besok turun hujan di kantin, kejadian yang tak bisa kita lihat setiap hari, direktur dengan berpakaian rapi akan menghilang jam sembilan pagi”

Dari: koordinator ke: semua staff
“Besok pagi, pada jam sembilan, direktur akan menghilang. Sayang sekali, kita tidak bisa lagi melihatnya setiap hari”

Dari: staff ke: staff
“Memang dia lebih baik pergi…”

Before Complaining.....

01]. Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yangtidak baik, Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapatberbicara sama sekali 02]. Sebelum kamu mengeluh tentang rasa darimakananmu, Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapununtuk dimakan. 03]. Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa Pikirkan tentang seseorang yang meminta-mintadijalanan. 04]. Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk, Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkatyang terburuk didalam hidupnya. 05]. Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istrianda. Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhanuntuk diberikan teman hidup 06]. Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu,Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalucepat 07]. Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu, Pikirkan tentang seseorang yang sangat inginmempunyai anak tetapi dirinya mandul 08]. Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yangkotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya, Pikirkan tentang orang-orang yag tinggal dijalanan 09]. Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamutelah menyetir, Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yangsama dengan berjalan 10]. Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentangpekerjaanmu, Pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yangberharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.11]. Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidakberdosa,,, 12]. Kita semua menjawab kepada Sang Pencipta dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan. Tersenyum dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahwakamu masih hidup ! a. Life is a gift b. Live it... c. Enjoy it... d. Celebrate it... e. And fulfill it. 13]. Cintai orang lain dengan perkataan danperbuatanmu 14]. Cinta diciptakan tidak untuk disimpan ataudisembunyikan 15]. Anda tidak mencintai seseorang karena diacantik atau tampan, Mereka cantik/tampan karena anda mencintainya, ,, 16]. It's true you don't know what you've got untilit's gone, but it's also true You don't know what you've been missinguntil it arrives!!!

Rabu, 27 Juni 2007


Wawancara dan Menembus Sumber Berita

Oleh Nurhalim Tanjung (Editor in Chief Tabloid Aplaus)


“Apakah yang anda rasakan saat banjir terjadi di tempat anda?”
PERTANYAAN itu disampaikan oleh presenter televisi swasta kepada seorang korban banjir di Jakarta ketika melakukan wawancara via telefon secara live. Apakah pertanyaan itu memancing rasa ingin tahu? Mungkin ya, tapi mungkin pula tidak sama sekali. Siapapun—para pemirsa televisi serta publik media berita—sudah mengerti dan dapat merasakan bagaimana perasaan para korban banjir di Jakarta baru-baru ini, apalagi media terus memberitakan dengan gencar dari berbagai sisi tentang bencana tersebut. Pertanyaan itu terdengar menjadi kurang cerdas.

Mungkin lebih baik jika presenter televisi itu mengajukan pertanyaan: “Bagaimana anda menyelamatkan diri dan keluarga dari banjir?”Wawancara merupakan salah satu alat reportase yang penting dalam jurnalisme, selain observasi serta pengumpulan data dan fakta melalui referensi. Kualitas pertanyaan seorang wartawan sangat menentukan seberapa bagus informasi dari sumber berita yang akan diperolehnya. Seorang wartawan yang memperhatikan mutu wawancara biasanya melakukan persiapan terlebih dulu sebelum menemui sumber berita untuk mengajukan pertanyaan.

Sebaliknya, wartawan yang tak memiliki persiapan sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan buruk ketika melakukan wawancara. Hasilnya? Berita yang sampai ke publik seringkali dangkal, biasa saja, dan kadang membuat sumber berita jera untuk diwawancarai lagi.Bukan tidak mungkin pula jika wartawan tanpa persiapan kerap terjadi salah kutip dan tidak akurat dalam memberitakan hasil wawancara. Padahal, menurut Dja’far Assegaff, seorang wartawan senior, salah kutip dan tidak akurat sering menyebabkan sumber berita enggan untuk menghadapi wartawan karena mudah merusakkan reputasi atau menimbulkan kekeliruan. Bagi wartawan sendiri kesalahan atau ketidakakuratan dalam pemberitaan tentu akan mempengaruhi kredibilitasnya serta media massa-nya di mata sumber berita.Persoalan-persoalan itu mungkin bisa tidak terjadi apabila wartawan memiliki persiapan ketika akan melakukan wawancara.

Persiapan diri dapat pula membantu wartawan untuk menembus sumber berita guna melakukan wawancara. Ini karena persiapan diri membuat wartawan lebih dapat menjaga mutu wawancara dan kualitas pemberitaan sehingga sumber berita lebih welcome. Mudah-mudahan tidak ada pertanyaan buruk, salah kutip, masalah akurasi, dan berbagai kekeliruan lain.Tujuan WawancaraSebelum mempersiapkan diri seorang wartawan perlu mengetahui tujuan wawancara yang akan dilakukannya.

Ada lima (lima) tujuan wawancara yang biasa dilakukan oleh wartawan, yaitu:* Wawancara menggali informasi (information interview). Wartawan melakukan wawancara ini untuk mencari keterangan dari orang-orang yang dianggap memiliki kompetensi sebagai sumber berita karena profesi atau pekerjaannya, dia melihat, mengalami sendiri maupun terlibat langsung di dalam peristiwa.* Wawancara meminta konfirmasi (confirmation interview). Wartawan melakukan wawancara untuk mendapat konfirmasi atau penegasan dari sumber berita tentang sesuatu peristiwa atau keterangan yang sudah diketahuinya.* Wawancara meminta pendapat (opinion interview).

Wawancara ini dilakukan untuk meminta pendapat dari orang yang dianggap mengetahui karena kemahiran atau keahliannya tentang suatu persoalan yang sedang memperoleh perhatian masyarakat (aktual).* Wawancara untuk membuat cerita (feature interview). Ini adalah wawancara untuk membuat cerita tentang kehidupan masyarakat atau pribadi orang yang diwawancarai karena dianggap dapat menarik hati orang banyak. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dan fakta-fakta kehidupan sumber berita yang bersifat human interest. Karena itu wawancara ini tidak hanya dapat dilakukan pada orang besar, melainkan juga terhadap masyarakat kebanyakan.* Wawancara biografi (biographical interview).

Wawancara ini umumnya dilakukan untuk menyusun sejarah hidup narasumber, baik menyangkut pengalaman atau fakta hidup pribadi yang menarik hati maupun hal-hal kecil lainnya—seperti reputasi yang diperoleh, sifat sampai falsafah hidup orang yang diwawancarai. Tujuan wawancara perlu diketahui supaya wartawan dapat menentukan informasi atau keterangan yang dibutuhkannya dari sumber berita. Wawancara itu sendiri bisa dilakukannya secara langsung atau berperantara. Wawancara langsung berarti wartawan bertatapan muka (face-to-face) dengan sumber berita, sedangkan dalam wawancara berperantara dilakukan dengan bantuan sarana komunikasi seperti telefon, surat, email dsb.
Persiapan dan Teknik Wawancara.

Dalam wawancara langsung wartawan perlu membuat persiapan terlebih dulu, mencakup pengenalan tentang sumber berita, menentukan fokus permasalahan, dan menyusun daftar pertanyaan—lebih baik lagi jika ada outline atau kerangka wawancara. Persiapan ini juga diperlukan dalam wawancara berperantara tetapi mungkin tidak perlu seketat wawancara langsung. Sebab dalam wawancara langsung seorang wartawan mesti face-to-face dengan sumber berita sehingga menutut ketrampilan berbicara, memahami psikologi sumber berita, serta dapat menjaga suasana dan etika selama wawancara berlangsung.Biasanya wartawan sudah mempunyai ide apa yang ingin diliput atau ditulisnya sebelum memulai wawancara. Dari ide inilah dia membuat beberapa persiapan wawancara. Secara lugas dapat dikemukakan beberapa persiapan wawancara sbb.

* Tentukan tujuan wawancara dan informasi yang ingin diperoleh.* Tentukan arah permasalahan yang ingin digali dengan menyusun outline atau kerangka wawancara—untuk ini wartawan mesti memiliki informasi latarbelakang melalui berbagai acuan atau referensi.* Tetapkan sumber berita—perhatikan kompetensi, relevansi, otoritas atau jabatannya.* Kenali latarbelakang dan sifat-sifat sumber berita.* Hubungi orang yang sudah ditetapkan sebagai sumber berita, buatlah janji untuk wawancara.* Siapkanlah segala perlengkapan wawancara, seperti buku catatan, pena, dan tape recorder.* Datanglah lebih awal dari janji waktu wawancara—jangan membuat sumber berita menunggu karena mungkin saja waktunya tidak banyak, padahal sebagai wartawan kita membutuhkan keterangan darinya.
Persiapan-persiapan itu sangat penting diperhatikan supaya wartawan tidak hanya menjadi pendengar atau sekadar mencatat apa yang dikemukakan oleh sumber berita, melainkan dapat berlaku sebagai lawan bicara yang kritis tetapi tetap dapat menjaga etika dan sopan santun wawancara. Misalnya, seorang wartawan yang akan melakukan wawancara tentang banjir kepada seorang pakar lingkungan, maka dia mesti mengetahui seluk-beluk permasalahan lingkungan terlebih dulu. Demikian pula jika wartawan akan melakukan wawancara mengenai poligami kepada seorang ulama atau pelaku poligami, maka sebaiknya dia sudah memahami sejarah dan hukum poligami terlebih dulu. Tetapi jika tanpa pengetahuan dan pemahaman yang cukup seringkali wartawan hanya menjadi pencatat dan pendengar saja sehingga wawancara ‘tidak hidup’, jadi percakapan berkepanjangan, lari dari permasalahan pokok, dan akhirnya si wartawan bakal kesulitan menuangkannya ke dalam laporan berita.

Contoh berikut adalah proses wawancara yang dilakukan dengan penuh persiapan, dimana wartawan sudah memiliki informasi latarbelakang dari berbagai sumber atau bacaan yang diperolehnya. Maaf, wawancara ini bukan mengenai banjir atau poligami, melainkan tentang teroris yang menembak seorang senator di suatu hotel California, Amerika Serikat hampir tiga puluh tahun lalu. Wawancara dilakukan oleh Jack Perkins, seorang wartawan televisi di negeri itu, dengan Sirhan Sirhan, si tertuduh penembak Senator Robert F. Kennedy. Perkins memulai wawancara dengan memberi informasi kepada khalayak dan membangun suasana wawancara yang baik dengan sumber berita. Tapi di tengah-tengah wawancara, pertanyaannya semakin tajam dan kritis.

Simak wawancara berikut [dari Herbert Strentz: Reporter dan Sumber Berita]:
“RFK Harus Mati”PERKINS: Sirhan.., apakah anda pergi ke Hotel Ambassador pada hari Minggu untuk mengamati tempat itu, lalu merencanakan, merancang, dan mencari tempat terbaik di mana anda dapat menembaknya?SIRHAN: Pak, saya tahu ini kedengarannya tak bisa dipercaya, tetapi saya pergi ke sana hanya untuk menemui Senator Kennedy.PERKINS: Baiklah Sirhan, sekarang tentang malam pembunuhan itu, anda pergi ke Hotel Ambassador, minum-minum sedikit dan kemudian anda katakan anda mabuk berat sehingga tidak bisa mengemudikan mobil untuk pulang, betulkah?SIRHAN: Ya Pak, betul!Wawancara terus mengalir membicarakan seputar pembunuhan tersebut, lalu di tengah perbincangan Sirhan mengatakan dia tidak ingat apa-apa sampai dia berada di kantor polisiPERKINS: Anda di tahan di tengah malam di sebuah kantor polisi dan banyak petugas polisi mengelilingi anda, dan anda diborgol, semua itu tentu memaksa anda untuk bertanya: mengapa saya di sini? SIRHAN:
Sebenarnya saya ingin bertanya demikian.PERKINS: Tetapi anda tidak menanyakannya, bukan? Ini tentu saja membuat seolah-olah anda tahu mengapa anda ada di sana. ( Lalu Perkins menyebut buku catatan Sirhan, di mana sebelum pembunuhan tersebut, Sirhan beberapa kali menulis, “RFK harus mati.”)PERKINS: Apakah anda menuliskan kata-kata itu hanya ketika anda sedang marah besar?SIRHAN: Mestinya begitu Pak, mestinya begitu. Itu tulisan seorang maniakPERKINS: Itulah tulisan Sirhan.Wawancara berakhir dengan tangisan Sirhan setelah dia mengungkapkan harapannya supaya Senator Kennedy mampu bertahan hidup dan supaya ada perdamaian di Timur Tengah. Saat itu Perkins kembali memainkan peran bersimpati setelah mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai keluarga Sirhan.Jacks Perkins selaku wartawan tampil cukup cerdas selama wawancara itu berlangsung. Dia memperlihatkan teknik wawancara yang menarik. Dia menguasai permasalahan, karena itu bisa kritis dengan jawaban-jawaban Sirhan, tapi pertanyaannya tidak bersifat menghakimi. Perkins menyerahkan penilaian akhir kepada publikSemestinya wawancara memang begitu karena, menurut James Gordon Benneth dari The New York Herald, “seorang wartawan adalah separoh diplomat dan separoh detektif.”

Ini berarti sebagai orang yang sedang berupaya mendapatkan keterangan, maka wartawan harus dapat melakukan wawancara dengan gaya komunikasi yang bersahabat tetapi tetap objektif. Dia tidak boleh terjebak ke dalam situasi perdebatan dengan sumber berita, dan jangan pula sampai memasuki diskusi yang berkepanjangan atau bertindak berlebihan sampai menujurus ke arah interogasi, apalagi menghakimi. Dia tetap harus objektif menilai keterangan sumber berita sebab bertanggungjawab kepada masyarakat atas kebenaran keterangan yang diperolehnya.Wawancara Perkins dengan Sirhan itu juga menunjukkan bahwa selama pelaksanaan wawancara, seorang wartawan mesti dapat menjaga suasana, bersikap wajar, memelihara situasi, tangkas menarik kesimpulan, menjaga pokok persoalan, kritis, tetapi—sekali lagi—tetap bersopan-santun.
Sumber Berita Menolak Wawancara
Bagaimana jika sumber berita menolak permintaan wawancara? Wartawan memang seringkali mendapatkan sumber berita begini. Mereka suka menghindar dengan beberapa cara, seperti tidak menjawab telefon atau meminta staf-nya untuk mengatakan, “Bapak tidak di tempat” atau “Bapak sedang tidak bisa diganggu.”Sumber berita demikian mungkin sungkan diwawancarai karena alasan-alasan yang dikemukakan oleh Dja’far Assegaff—takut salah kutip dan pemberitaan tidak akurat. Satrio Arismunandar dari Trans TV menjabarkan alasan-alasan keengganan sumber berita untuk memberikan wawancara tersebut sbb.
* Waktu. Sumber berita yang mengatakan “Saya tak punya waktu” sebenarnya ingin memanfaatkan waktunya untuk mengerjakan sesuatu yang lain ketimbang diwawancarai oleh wartawan. Mereka memperkirakan lama waktu untuk wawancara, dan menghitung manfaat wawancara itu dibandingkan dengan jika waktunya dipakai untuk kepentingan lain. * Rasa bersalah. Sumber berita mungkin takut kelepasan bicara, mengakui telah melakukan suatu kesalahan, atau mengatakan sesuatu yang sebenarnya tak ingin diungkapkannya. * Kecemasan. Sumber berita mungkin mempunyai pengalaman tak menyenangkan ketika diwawancarai oleh wartawan sehingga takut terulang lagi. Mereka cenderung menolak risiko setelah wawancara. * Perlindungan. Sumber berita menolak wawancara karena ingin melindungi keluarga, teman, atau orang lain yang dicintai, atau orang lain yang diketahui melakukan perbuatan salah. Calon pemberi wawancara mungkin juga takut dikaitkan dengan pernyataan atau komentar yang bisa mempermalukan atau mengecam pihak lain. * Ketidaktahuan. Sumber berita bisa jadi menolak wawancara karena tidak mengetahui apa-apa atau hanya tahu sedikit sekali tentang masalah yang ingin diketahui oleh wartawan. *

Mempermalukan.
Sumber berita menolak wawancara karena masalah yang mau dipertanyakan itu membuat dirinya merasa malu, risih, atau dianggap terlalu bersifat pribadi. * Tragedi. Sumber berita yang baru mengalami musibah berat mungkin tidak ingin mengungkapkan masalahnya itu kepada umum, sedangkan wartawan mewawancarainya untuk membuat berita sehingga dapat mengubah masalah yang bersifat pribadi menjadi konsumsi publik dan terbuka.
Wartawan yang menghadapi alasan-alasan tersebut dapat meyakinkan sumber berita dengan mengemukakan betapa pentingnya wawancara itu bagi publik serta manfaat atau dampaknya bagi sumber berita tersebut. Tentu saja usaha ini juga tergantung kepada kredibilitas si wartawan dan media massa-nya. Apabila wartawan dan medianya dikenal sering melanggar etika pemberitaan boleh jadi orang yang ingin dijadikan sumber berita tetap tak ingin memberikan wawancara.Begitupun bila sumber berita sangat penting bagi peliputan, maka wartawan mempunyai tiga cara untuk menembusnya: Pertama, hubungi sumber berita dan jelaskan maksud wawancara. Jika dia menolak, maka cara kedua adalah dengan berusaha menggunakan orang terdekatnya atau orang yang mengenalnya cukup baik supaya dapat memberikan wawancara. Cara ini dapat membuat sumber berita menganggap si wartawan bukan orang lain jadi bisa dipercaya. Ketiga, memperkenalkan diri secara langsung dalam pertemuan yang dihadirinya, lalu mengajukan pertanyaan yang sudah anda siapkan. Ini mungkin akan membuat sumber berita terkejut tetapi wartawan harus dapat bersikap wajar dan menjaga suasana.

Tetapi bila sumber berita langsung welcome terhadap permintaan wawancara tentu saja si wartawan pasti senang. Kalau ini terjadi—alhamdulillah—maka galilah informasi dari sumber berita dengan teknik dan persiapan-persiapan yang sudah dibuat agar tujuan wawancara tercapai.

Senin, 25 Juni 2007

Bunda Penolong Abadi

DOKUMENTASI sejarah dari ikon yang mukjijat ini dimulai pada tahun 1495 di suatu gereja di pulau Kreta. Pada waktu itu ikon ini sudah mendapat penghormatan yang tinggi dan sudah lama umurnya. Beberapa penulis sejarah menyatakan bahwa asal-usul ikon ini dari abad ke-13 atau ke-14. Ikon ini mendapat devosi yang tinggi dari umat karena sejumlah berkat yang didapat melaluinya oleh mereka yang berdoa di hadapannya.

Umumnya penulis setuju bahwa lukisan ini menjadi milik seorang pedagang kaya di akhir abad ke-15. Penulis lain mengatakan bahwa sang pedagang mencuri lukisan tersebut. Sementara yang lain menyatakan bahwa lukisan itu didapat secara jujur. Pendapat lain mengatakan bahwa pedagang tersebut melarikan diri dari Kreta bersama-sama banyak orang lain ketika datang serbuan pasukan Turki. Akan tetapi apapun alasannya, diketahui bahwa sang pedagang membawa lukisan itu ke Roma, dan bahwa kemudian hari dia jatuh sakit keras. Sebelum dia wafat, dia meminta supaya lukisan itu ditempatkan di suatu gereja secepat mungkin.

Bertentangan dengan kehendaknya, lukisan itu kembali jatuh ke tangan pribadi sampai dengan tahun 1499, ketika lukisan itu dikawal dalam suatu prosesi yang agung menuju gereja Santo Matius di Bukit Esquiline. Suatu lempengan batu yang ditaruh di samping lukisan tersebut selama bertahun-tahun menyebutkan tentang prosesi ini dan mencatat bahwa: "Dengan cara demikian, gambar dari Perawan Maria yang mulia ditahtakan di gereja Santo Matius - Rasul, pada tanggal 27 Maret, 1499, pada tahun ketujuh dari masa pontifikat Bapa Suci dan Vikarius Kristus, Sri Paus Alexander VI."
Bunda Maria agaknya berkeinginan untuk menyatakan berkatnya melalui gambarnya ini lewat suatu mukjijat yang terjadi selama prosesi ini. Seorang pria yang telah lama lumpuh disembuhkan secara spontan ketika gambar ini lewat dalam suatu prosesi di dekat rumah dimana dia berbaring.
Selama 300 tahun berikutnya, lukisan ini dipasang di gereja St.Matius dimana sejumlah besar mukjijat-mukjijat terjadi pada umat yang berdoa di kapelnya. Ketika para klerus dari tarekat Agustinian menjadi pemelihara, lukisan tersebut dikenal dengan berbagai nama: Bunda dari Santo Matius, Bunda Penolong Tak-pernah Gagal, Bunda Yang Selalu Menolong, dan akhirnya Bunda Penolong Abadi.
Pada tahun 1798 Marshal Berthier atas perintah Napoleon Bonaparte, menginvasi kota Roma dan memaksa Sri Paus Pius V pergi ke pengasingan di Perancis. Seorang penulis sejarah melaporkan bahwa pengganti Berthier, Masenna, menghancurkan hampir 30 gereja-gereja, termasuk gereja Santo Matius. Untungnya, para imam sempat membawa ikon Maria yang mukjijat ini. Selama bertahun-tahun lukisan ini disembunyikan di gereja Santo Eusebius. Kemudian ditempatkan di gereja Santa Maria dari Posterula, dimana lukisan ini digantungkan di kapel di sisi gereja dan nyaris terlupakan selama 40 tahun berikutnya. Lukisan ini setidaknya memiliki seorang pengagum yang setia, yaitu seorang bruder-awam tua renta, Augustine Orsini, yang berdevosi khusus pada lukisan ini dan seringkali menceritakan sejarah latar belakangnya kepada orang-orang yang mau mendengarkan. Salah satu diantara pendengar yang penuh perhatian adalah seorang putera altar, Michael Marchi.
Ketika Sri Paus Pius IX di tahun 1853 meminta kaum Redemptoris membangun sebuah rumah di Roma, mereka memilih lahan tanah di Via Merula yang letaknya diantara Basilika Lateran dan Santa Maria Mayor. Ketika gereja sedang dibangun, salah satu imam, Fr.Edward Schwindenhammer, menyebutkan bahwa dia telah menemukan referensi yang mengemukakan bahwa gereja yang sedang mereka bangun letaknya dekat dengan gereja yang dulu memuat gambar mukjijat Bunda Maria.
Salah satu imam yang lain menjawab bahwa dia tahu sejarah tentang lukisan gambar tersebut dan lokasi tepatnya sekarang dimana ikon tersebut bisa ditemukan. Sang imam tidak lain adalah mantan putera altar, Michael Marchi. Setelah mengetahui letak gambar tersebut, Vikarius Jendral tarekat Redemptoris, Fr. Nicholas Mauron, beraudiensi secara pribadi dengan Sri Paus. Sri paus mendengarkan rencananya untuk mengembalikan gambar tersebut ke situs dimana gambar tersebut telah ditahtakan selama nyaris 300 tahun. Sri Paus lantas teringat ketika dia masih kecil dia pernah berdoa di depan ikon mukjijat tersebut di gereja Santo Matius.
Sesuai dengan kehendak Sri Paus, gambar tersebut lantas diberikan oleh kaum Agustinian kepada gereja dibawah asuhan tarekat Redemptoris, yaitu Santo Alphonsus. Kembalinya gambar Bunda Maria yang penuh kemenangan ke situs yang dipilih oleh Bunda Maria, terjadi pada tanggal 26 April 1866. Selama pemindahan ini terjadi dua penyembuhan yang menyolok: yang pertama adalah penyembuhan seorang anak laki-laki yang terkena infeksi Meningitis (radang infeksi selaput otak); sedang yang kedua adalah mukjijat penyembuhan seorang gadis lumpuh yang kembali dapat menggunakan kakinya.
Belum pernah sebelumnya suatu lukisan Bunda Maria mendapat perhatian begitu besar dari Sri Paus seperti lukisan ini mendapat perhatian dari Paus Pius IX. Beliau tidak hanya pernah berdoa di hadapan lukisan tersebut sewaktu dia masih kecil, akan tetapi dia jugalah yang menyetujui pemindahannya. Persetujuannya diakui pada tanggal 23 Juni 1867 ketika ikon tersebut ditahtakan oleh Vatikan. Perayaan dipimpin oleh Patriark Latin Konstantinopel yang menunjukan popularitas ikon tersebut di kalangan umat Kristen Ritus Timur.
Sri Paus Pius IX juga menetapkan tanggal perayaan lukisan Bunda Maria tersebut yaitu pada hari Minggu sebelum pesta kelahiran St.Yohanes Pembaptis, dan lewat suatu dekrit yang dikeluarkan bulan Mei 1876, dia menyetujui suatu kedudukan dan Misa bagi Kongregasi Penebus Yang Mahakudus (tarekat Redemptoris). Ketika konfraterniti dibentuk di seluruh penjuru Eropa, Sri Paus menggabungkan mereka di tahun 1876 ke dalam suatu Konfraternitas Agung Bunda Maria Penolong Abadi dan Santo Alfonsus. Nama Sri Paus sendiri tercatat sebagai yang pertama di Konfraternitas Agung tersebut, dan dia termasuk yang pertama yang mengunjungi lukisan tersebut di rumah barunya.
Devosi pada ikon mukjijat ini menyebar luas dengan cepat sampai ke daratan Amerika Serikat. Pada tahun 1870, ketika kaum Redemptoris diminta untuk membangun suatu gereja misi di Roxbury, tidak jauh dari kota Boston, mereka mendedikasikan gereja kecil tersebut kepada Bunda Penolong Abadi. Mereka menerima salinan pertama dari lukisan tersebut yang telah disentuhkan kepada lukisan yang asli. Sejak itu lebih dari 2300 salinan dibuat dan disentuhkan kepada lukisan aslinya dan dikirim ke rumah-rumah lain milik tarekat tersebut.
Suatu penelitian terhadap lukisan tersebut perlu dilakukan untuk memahami nilai artistik dan historis yang dikandungnya. Meskipun asal-usulnya tidak dapat dipastikan, diperkirakan lukisan tersebut dilukis pada abad ke 13 atau 14. Lukisan tersebut dilukis dengan gaya 2 dimensi sesuai dengan karakteristik umum ikon-ikon dan memiliki kualitas yang sudah kuno. Semua huruf-huruf yang tertera adalah alfabet Yunani. Inisial yang terletak di samping mahkota Bunda Maria menyatakan beliau sebagai "Bunda Allah". Inisial yang terletak di samping kanak-kanak, "ICXC" adalah singkatan yang artinya "Yesus Kristus". Huruf yang lebih kecil dekat malaikat di sebelah kiri mengindentifikasi "St. Mikael Malaikat Agung". Dia digambarkan sedang memegang tombak dan lembing dengan wadah cuka dan empedu dari sengsara Kristus. Malaikat di sebelah kanan diidentifikasi sebagai "St. Gabriel Malaikat Agung" yang sedang memegang kayu salib dan paku.
Ketika gambar ini dilukis, lingkaran halo biasanya tidak umum disertakan. Karena alasan ini, sang artis membulatkan kepala dan kerudung Bunda Maria untuk menunjukan kekudusan beliau. Halo dan mahkota emas ditambahkan lama sesudahnya. Madonna di lukisan ini tidak sesuai proporsi gambar dengan Kanak-kanak Yesus karena sang artis ingin menonjolkan Bunda Maria disini.
Ada banyak daya tarik lukisan ini, mulai dari kenaifan sang artis, yang ingin memastikan supaya identitas setiap karakter di lukisan tersebut diketahui, sampai ke sendal yang menggantung dari kaki Sang Putera. Ekspresi Kanak-kanak Yesus yang ngeri, menoleh ke samping ke peralatan penyiksaan yang dipegang oleh para malaikat, sambil menggenggam erat tangan ibunda-Nya. Selain itu, ekspresi wajah Madonna menunjukkan kesedihan bagi para pemirsa. Dengan kepalanya yang dengan lembut menyentuh kepala Puteranya, dan dikelilingi oleh perangkat penyiksaan Puteranya di masa depan, dia tampak memandang menghiba, seolah berusaha memohon rasa kasihan dari mereka yang memandangnya.
Tidak terhitung banyaknya mukjijat yang didapat lewat ikon ini sejak pertama kali didokumentasi sejarah di tahun 1495 sampai tahun-tahun belakangan ini. Semua ini tampak memberikan kesaksian yang menggunung dan bukti bahwa ikon ini beroleh berkat khusus dari Bunda Allah.
Lukisan yang mukjijat ini masih ditahtakan di atas altar gereja Santo Alfonsus di Roma. Puing-puing reruntuhan gereja Santo Matius dimana lukisan tersebut pernah ditahtakan selama hampir 300 tahun, bisa ditemukan di pekarangan biara tarekat Redemptoris.
Santa Maria Penolong Abadi, doakanlah kami.......... (www.gerejakatolik.org)

KOLOM RELIGI Katolik @ Koran GLOBAL (Setiap Kamis)

Jiwa Sejati Seorang Beriman
Oleh : P. Salvatore M. Sabato OFMConv.

“Anakku yang sulung, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur.” Jawab anak itu: “Baik, bapa,” tetapi ia tidak pergi. Lalu kepada anak bungsu: “Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini di kebun anggur.” Jawab anak yang kedua ini: “Aku tidak mau,” tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah di antara kedua anak itu melakukan kehendak ayahnya? (Matius 21:28-31).

Seorang turis asal Swiss tampak asyik mengamati topeng-topeng yang terbuat dari kayu. Pemandunya, seorang Indonesia, heran. “Buat apa topeng-topeng itu Anda beli?” Jawab turis itu, “Ya, sebenarnya tidak perlu membeli topeng-topeng ini. Kita sudah biasa bertopeng dan sudah punya banyak topeng.” ”Maaf,” kata si pemandu itu berlagak bego,“Apa yang anda maksudkan itu?” “Ya, kita sering bermuka manis-manis di depan orang lain, untuk menyembunyikan yang busuk. Tidak perlu kita ingkari. Marilah kita jujur saja pada diri sendiri.”

Kesetiaan pada Tuhan dan kebenaran penghayatan keagamaan dinilai bukan (atau tidak selalu) dari “ya” atau “tidak”, tetapi lebih dari gaya hidup, perilaku. Untuk mewujudkan dan menunjang nilai-nilai iman, keagamaan, kebebasan sejati dan cinta kasih, manusia beriman harus sering mengambil risiko. Atas pilihan dan penentuan dapat dinilai seorang itu beriman atau tidak. Keagamaan, sebagaimana terwujud di dalam hidup ber-Gereja dan bermasyarakat, boleh dikatakan, berlapis-lapis dan banyak ditentukan dari pengalaman pribadi secara pribadi.

Sering ajaran Yesus dan Gereja tidak menjadi pedoman nomor satu dan satu-satunya. Pengaruh filsafat, studi, kematangan atau tidak dari iman menentukan wajah orang beriman, kurang beriman, atau dirasa beriman benar. Perumpamaan ini berkaitan dengan kebebasan manusia dan secara khusus, sikap seorang beriman yang pada waktu itu terwakili oleh bangsa Israel.

Atas penolakan ini Yesus membuka diri terhadap manusia yang dianggap tersingkir atau tidak layak menurut pandangan bangsa terpilih untuk masuk kerajaan Allah. Kesetiaan kepada Allah harus dibuktikan dengan tingkah laku, bukan dengan kata-kata “ya” saja. Kata-kata Yesus, “Sesungguhnya pemungut cukai dan perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam kerajaan Allah,” menelanjangi gaya keagamaan para pemimpin Israel, sambil menimbulkan ketegangan karena lapisan masyarakat yang digolongkan sebagai manusia yang mengatakan “tidak”, “tidak mau”, melalui pertobatan yang dinilai layak bagi Tuhan.
Keagamaan belum tentu terikat pada keramaian pada hari Minggu, devosi, novena, atau sumbangan. Hidup Kristiani harus selalu mengarah pada penghayatan iman yang terwujud dalam sikap dan sifat Injili. “Ya” iman harus menjadi “ya” dalam hidup, pengakuan iman harus dijadikan bukti melalui pengabdian, cinta kasih. Penghayatan iman dipertanggungjawabkan secara pribadi tanpa mencari alasan ataupun menunjuk kelemahan lingkungan atau petugas. Untuk menjadi anggota Kerajaan Allah yang layak, hendaknya kita hidup sesuai dengan kehendakNya, dengan iman nyata. Kata-kata orang beriman harus ditunjang dengan kesaksian. (Kamis, 22 Juni 2007)

FirmanMu itu PELITA bagiku dan TERANG bagi jalanku.(Mazmur 119:105)

SAYA merasa tidak mengerti pada satu masalah yang ada di gereja selama bertahun-tahun selama beberapa waktu - dan itu sangat menarik perhatian saya. Masalah itu ialah : kenapa orang kristen susah sekali berdoa?Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa jawaban dari hidup ini ialah doa dan iman. Rasul Paulus menulis, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6).

Paulus mengatakan pada kita, "Carilah Tuhan dalam setiap bidang di dalam hidupmu. Dan lebih dulu bersyukurlah pada-Nya karena Ia mendengarkanmu."Maksud Paulus jelas : Selalu berdoa terlebih dahulu! Kita tidak berdoa sebagai usaha terakhir - pergi ke sahabat dulu, lalu ke pendeta atau konselor, dan akhirnya berlutut untuk berdoa sebagai usaha terakhir. Tidak - Yesus berkata pada kita, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33). Kita harus pergi pada Tuhan dulu - sebelum pergi pada yang lain!
Sangat menggetarkan hati waktu membaca surat yang dikirim ke pelayanan kami dari banyak orang Kristen yang mengalami kegagalan. Keluarga yang kacau, perceraian suami istri, orang yang berjalan dengan iman bersama dengan Kristus selama bertahun-tahun kini hidup dalam ketakutan dan kekalahan. Setiap orang ini dikalahkan oleh musuh - dosa, depresi, keduniawian, kepalsuan. Dan tahun demi tahun masalah mereka hanya kelihatan semakin parah.Tetapi, yang mengejutkan saya ialah dari surat mereka sedikit sekali yang menyinggung tentang doa. Mereka mencari kaset, buku, konselor, menelpon acara-acara, macam-macam terapi - tetapi jarang untuk berdoa. Mereka mengalami kekuatiran, kegentaran, hidup di bawah awan gelap setiap hari, karena mereka tidak punya jawaban atas masalah mereka.Kenapa orang Kristen dalam masa krisis sulit mencari Tuhan untuk kebutuhan mereka yang mendesak?

Padahal Alkitab adalah kesaksian yang panjang tentang Tuhan yang mendengarkan seruan anak-anakNya dan menjawab mereka dengan kasih yang hangat :"Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong." (Mazmur 34:16)"Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka Tuhan mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya." (ayat 18)"Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepadaNya." (1 Yoh 5:14-15)"…

Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yak 5:16)"Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." (Mat 21:22)"… tetapi doa orang jujur dikenanNya." (Ams 15:8)"… tetapi doa orang benar didengarNya." (ayat 29)"sudah berpaling mendengarkan doa orang-orang yang bulus, dan tidak memandang hina doa mereka." (Mazmur 102:18)Dengarlah apa yang dikatakan Daud, "Pada hari aku berseru, Engkaupun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku."

Daud berkata, "Aku telah membuktikan Engkau, Tuhan! Dalam semua cobaan, aku tidak berpaling pada siapa pun. Aku hanya mencari Engkau saja - dan Engkau mendengarkan aku, menjawab aku, dan memberiku kekuatan untuk peperangan yang kuhadapi!" "dalam kesesakan engkau berseru, maka Aku meluputkan engkau, Aku menjawab engkau…" (81:7)Janji-janji dan kesaksian ini ialah bukti yang luar biasa akan pemeliharaan Tuhan. Dan begitu bermacam-macam dan banyaknya kesaksian semacam ini, saya tidak mengerti mengapa banyak orang Kristen tidak dapat melihatnya!Tentang doa, Alkitab memberikan pada kita lebih besar daripada sekedar janji-janji. Alkitab memberikan juga peringatan tentang bahaya mengacuhkan doa. "bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu,…." (Ibrani 2:3).

Bahasa Yunani dari 'menyia-nyiakan' di sini berarti memandang enteng, hal yang sepele.Maksud dari ayat ini ialah hal-hal yang berhubungan dengan keselamatan kita - dan doa tentu adalah salah satunya. Tuhan bertanya, "Bagaimana kamu bisa berharap untuk terlepas dari kehancuran dan kebinasaan pada masa kegelapan yang akan datang, kalau kamu tidak belajar berhubungan dengan Ku melalui doa? Bagaimana kamu akan mengenal suara Ku pada hari itu, jika kamu belum pernah mendengarnya dalam hatimu dalam ruang doamu?Saya percaya Tuhan merasa sedih karena banyak dari umat-Nya yang mengabaikan doa hari-hari ini.

Yeremia menulis, "Dapatkah seorang dara melupakan perhiasannya, atau seorang pengantin perempuan melupakan ikat pinggangnya? Tetapi umat-Ku melupakan Aku, sejak waktu yang tidak terbilang lamanya." Yeremia 2:32 Inilah pertanyaan saya yang besar - satu hal yang tidak bisa saya pahami : Bagaimana umat Tuhan - yang selalu diserang oleh kuasa neraka, menghadapi masalah dan cobaan dari berbagai sisi - tidak pernah mencari Tuhan minggu lepas minggu? Dan bagaimana mereka bisa mengaku mengasihi Nya dan percaya pada janji-janji Nya tapi tidak pernah mendekat kepadaNya? - David Wilkerson (http://www.tscpulpitseries.org/) -

Definisi KARISMATIK

KAMUS Teologi mendefinisikan kata “Karismatik” sebagai berikut:
“Dalam arti umum, semua umat Kristiani yang dipanggil dan menerima rahmat Allah disebut karismatis. Secara lebih khusus sebutan ini dipakai untuk orang-orang yang menerima karunia khusus Roh Kudus, seperti misalnya hidup selibat (1Kor 7:7), kuasa membuat mukjizat, membedakan roh dan berbahasa roh (1 Kor:12:10).
Kata “Karismatik” bisa diartikan dalam 3 cara:1. Dalam dunia sekuler: Karismatik adalah seseorang yang hangat, mudah bergaul dan menarik perhatian. Kita mengatakan seseorang yang karismatik adalah orang yang memiliki “karisma”.2. Dalam Alkitab: Alkitab menggunakan istilah karismatik untuk menunjukkan karuniaNya kepada manusia.

Secara umum, setiap umat Kristiani adalah karismatik, karena keselamatan adalah merupakan karunia ilahi. Dalam arti yang lebih sempit, karismatik merujuk pada berbagai karunia atau karisma dari Roh Kudus.3. Dalam identitas kelompok: Kata karismatik dalam kelompok menunjukkan sebuah kategori bagi umat Gereja yang merasa menjadi bagian dari orang-orang yang telah mengalami berbagai karunia ilahi.Karena didalam hal ini karismatik tidak berhubungan dengan dunia sekuler, maka karismatik yang dinyatakan dalam situs ini adalah karismatik yang menunjukkan berbagai karunia Roh Kudus di dalam Gereja Katolik.

Gerakan Pembaharuan Karismatik Katolik adalah suatu bentuk gerakan yang sifatnya lepas dan tidak terikat oleh struktur Gereja Katolik – walaupun gerakan ini diakui Gereja Katolik secara penuh sejak Konsili Vatikan II.Sebuah organisasi dibentuk untuk membantu sebagai fasilitator berbagai persekutuan doa yang bermunculan di seluruh dunia. Organisasi ini disebut dengan ICCR atau International Catholic Charismatic Renewal service, yang dipimpin oleh seorang awam Katolik bernama Charles Whitehead. Dari 1.000.000.000 (satu milyar) umat Katolik di seluruh dunia, diperkirakan saat ini ada sekitar 100.000.000 (seratus juta) orang yang telah menerima “Baptisan Dalam Roh” dan mereka juga adalah orang-orang yang menjadi bagian dari bidang pelayanan ICCR selama 20 tahun terakhir ini. (http://www.karismatik.net/)

Believe God is there just for you...

IF the Lord has you on hold... hold on!If the Lord has said "NO" to you... thank Him! If the Lords is molding your heart and mind... go with His change!If the Lord opens doors that you have asking Him to open... Praise Him!Be blessed wherever you are in your life today! God has His hands on the situation!

YOU SAY - GOD SAYS - BIBLE VERSES
You say: "It's impossible"
God says: All things are possible (Luke 18:27)

You say: "I'm too tired"
God says: I will give you rest (Matthew 11:28-30)

You say: "Nobody really loves me"
God says: I love you (John 3:16 & John 3:34 )

You say: "I can't go on"
God says: My grace is sufficient (II Corinthians 12:9 & Psalm 91:15)

You say: "I can't figure things out"
God says: I will direct your steps (Proverbs 3:5-6)

You say: "I can't do it"
God says: You can do all things (Philippians 4:13)

You say: "I'm not able"
God says: I am able (II Corinthians 9:8)

You say: "It's not worth it"
God says: It will be worth it (Roman 8:28 )

You say: "I can't forgive myself"
God says: I Forgive you (I John 1:9 & Romans 8:1)

You say: "I can't manage"
God says: I will supply all your needs (Philippians 4:19)

You say: "I'm afraid"
God says: I have not given you a spirit of fear (II Timothy 1:7)

You say: "I'm always worried and frustrated"
God says: Cast all your cares on ME (I Peter 5:7)

You say: "I'm not smart enough"
God says: I give you wisdom (I Corinthians 1:30)

You say: "I feel all alone"
God says: I will never leave you or forsake you (Hebrews 13:5)
Believe God is there just for you....

Picture of the Year !!!

The intensity of the dog's face shows more sincerity than most people! (Ya' gotta' love the face on the dog!).

ACTION.....











PRACTICAL DIRECTIONS for Using this Catechism

18 This catechism is conceived as an organic presentation of the Catholic faith in its entirety. It should be seen therefore as a unified whole. Numerous cross-references in the margin of the text (numbers found at the end of a sentence referring to other paragraphs that deal with the same theme), as well as the analytical index at the end of the volume, allow the reader to view each theme in its relationship with the entirety of the faith.

19 The texts of Sacred Scripture are often not quoted word for word but are merely indicated by a reference (cf.). For a deeper understanding of such passages, the reader should refer to the Scriptural texts themselves. Such Biblical references are a valuable working-tool in catechesis.
20 The use of small print in certain passages indicates observations of an historical or apologetic nature, or supplementary doctrinal explanations.


21 The quotations, also in small print, from patristic, liturgical, magisterial or hagiographical sources, are intended to enrich the doctrinal presentations. These texts have often been chosen with a view to direct catechetical use.

22 At the end of each thematic unit, a series of brief texts in small italics sums up the essentials of that unit's teaching in condensed formulae. These "IN BRIEF" summaries may suggest to local catechists brief summary formulae that could be memorized.

Necessary Adaptations

23 The Catechism emphasizes the exposition of doctrine. It seeks to help deepen understanding of faith. In this way it is oriented towards the maturing of that faith, its putting down roots in personal life, and its shining forth in personal conduct. (Cf. CT 20-22; 25)
24 By design, this Catechism does not set out to provide the adaptation of doctrinal presentations and catechetical methods required by the differences of culture, age, spiritual maturity, and social and ecclesial condition among all those to whom it is addressed. Such indispensable adaptations are the responsibility of particular catechisms and, even more, of those who instruct the faithful: Whoever teaches must become "all things to all men" ( I Cor 9:22), to win everyone to Christ. . . Above all, teachers must not imagine that a single kind of soul has been entrusted to them, and that consequently it is lawful to teach and form equally all the faithful in true piety with one and the same method! Let them realize that some are in Christ as newborn babes, others as adolescents, and still others as adults in full command of their powers.... Those who are called to the ministry of preaching must suit their words to the maturity and understanding of their hearers, as they hand on the teaching of the mysteries of faith and the rules of moral conduct. (Roman Catechism, Preface II; cf. I Cor 9:22; I Pt 2:2)
Above all - Charity
25 To conclude this Prologue, it is fitting to recall this pastoral principle stated by the Roman Catechism: The whole concern of doctrine and its teaching must be directed to the love that never ends. Whether something is proposed for belief, for hope or for action, the love of our Lord must always be made accessible, so that anyone can see that all the works of perfect Christian virtue spring from love and have no other objective than to arrive at love. (Roman Catechism, Preface 10; cf. I Cor 13 8). source : www.vatican.va.

THINK & Look At This.... (When you complain about your food and the food we waste daily...")




I feel very GRATEFUL for what I have today...We are so lucky! contemplate on this...
He who labors diligently need never despair; for all things are accomplished by diligence and labor.


"I felt very fortunate to live in this part of the world. I promise I will never waste my food no matter how bad it can taste and how full I may be. I promise not to waste water. I pray that this little boy be alleviated from his suffering.

I PRAY that we will be more sensitive towards the suffering in the world around us and not be blinded by our own selfish nature and interests. I hope this picture will always serve as a reminder to us about how fortunate we are and that we must never ever take things for granted.

MAY ALL BEINGS BE FREE FROM SUFFERING!!! ! Please don't break this and keep on forwarding it to all our friends. On this good day, let's make a prayer for the suffering in any place around the globe and send this friendly reminder to others.

GUYON : Nunggu Gigi

SEPASANG kakek-nenek datang kerestoran fast food> Texas Chicken dengan saling menuntun.> Mereka duduk disebuah bangku panjang berdua,> disampingku. Si kakek segera> berdiri dan memesan makanan, sepotong ayam goreng,> seporsi kentang goreng dan> segelas minuman.>>> Setelah itu kembali duduk, membagi ayam goreng jadi> 2 bagian, menghitung> kentang goreng dengan cermat dan membagi adil dengan> si nenek, kemudian> mengambil dua> sedotan, menaruh gelas minuman tepat ditengah meja.>>>

Aku memperhatikan tingkah sepasang kakek-nenek itu> dengan salut & kagum,> pikirku... "Wah sudah tua-tua begitu masih bisa> saling berbagi &> mengasihi... .sungguh patut dijadikan contoh...">>> Si kakek kemudian mulai makan bagiannya, sementara> si nenek hanya> memperhatikan. Akupun merasa kasian, akhirnya> mendekat sembari menyodorkan> kentangku yang Super Size dan berkata: "Kek ambillah> ini...">>> Si Kakek jawab: "Tidak usah terima kasih..kami> selalu berbagi makanan yang> sama".>>> Sampai si kakek selesai makan, mengelap mulut dengan> tissue, si nenek masih> saja menunggu tanpa menyentuh makanan bagiannya.>>> Akupun mendekat lagi, kali ini berkata: "Nek, boleh> saya belikan makanan> yang lain, mungkin nenek tidak suka yang ini?">>> Si Nenek jawab: "Tidak terimakasih. .">>>
Lalu Aku bertanya lagi, "Kalau begitu kenapa> makanannya tidak dimakan,> katanya kalian suka berbagi?">>> Kata si Nenek, "SAYA SEDANG MENUNGGU GIGI... GANTIAN> SAMA KAKEK!!"

Sabtu, 23 Juni 2007

The Aim and Intended Readership of the Catechism


11 This catechism aims at presenting an organic synthesis of the essential and fundamental contents of Catholic doctrine, as regards both faith and morals, in the light of the Second Vatican Council and the whole of the Church's Tradition. Its principal sources are the Sacred Scriptures, the Fathers of the Church, the liturgy, and the Church's Magisterium. It is intended to serve "as a point of reference for the catechisms or compendia that are composed in the various countries". (Extraordinary Synod of Bishops 1985, Final Report II B a, 4)

12 This work is intended primarily for those responsible for catechesis: first of all the bishops, as teachers of the faith and pastors of the Church. It is offered to them as an instrument in fulfilling their responsibility of teaching the People of God. Through the bishops, it is addressed to redactors of catechisms, to priests, and to catechists. It will also be useful reading for all other Christian faithful.

Structure of this Catechism


13 The plan of this catechism is inspired by the great tradition of catechisms which build catechesis on four pillars: the baptismal profession of faith (the Creed), the sacraments of faith, the life of faith (the Commandments), and the prayer of the believer (the Lord's Prayer).


Part One: the Profession of Faith


14 Those who belong to Christ through faith and Baptism must confess their baptismal faith before men. (Mt 10:32; Rom 10:9). First therefore the Catechism expounds revelation, by which God addresses and gives himself to man, and the faith by which man responds to God (Section One). the profession of faith summarizes the gifts that God gives man: as the Author of all that is good; as Redeemer; and as Sanctifier. It develops these in the three chapters on our baptismal faith in the one God: the almighty Father, the Creator; his Son Jesus Christ, our Lord and Saviour; and the Holy Spirit, the Sanctifier, in the Holy Church (Section Two).


Part Two: the Sacraments of Faith


15 The second part of the Catechism explains how God's salvation, accomplished once for all through Christ Jesus and the Holy Spirit, is made present in the sacred actions of the Church's liturgy (Section One), especially in the seven sacraments (Section Two).


Part Three: the Life of Faith
16 The third part of the Catechism deals with the final end of man created in the image of God: beatitude, and the ways of reaching it - through right conduct freely chosen, with the help of God's law and grace (Section One), and through conduct that fulfils the twofold commandment of charity, specified in God's Ten Commandments (Section Two).


Part Four: Prayer in the Life of Faith
17 The last part of the Catechism deals with the meaning and importance of prayer in the life of believers (Section One). It concludes with a brief commentary on the seven petitions of the Lord's Prayer (Section Two), for indeed we find in these the sum of all the good things which we must hope for, and which our heavenly Father wants to grant us.

Bingkai Edisi 49 (23 Juni - 6 Juli 2007)

No Problemo! Boleh Terbuka, Asal Tak Kebablasan

Teks oleh Erni Susanti Foto oleh Amir

"Kita boleh terbuka, tapi tidak langsung kebablasan. Seperti McDonalds (McD), kita kan memang suka makannya," komentar Porman Wilson, sastrawan asal Medan.

KETERBUKAAN pada lifestyles, gaya hidup dari manapun itu-entah Amerika, Eropa, China ataupun India-memang penting, seperti yang disebutkan Porman barusan. Kondisi ini dipastikannya tidak akan menjadi masalah, no problemo! selama kita senantiasa bisa mem-filternya. Selama kita tidak bisa bertahan, kita juga tidak bisa menolak. Solusinya, kalau bagus kita ikuti. Kalau tidak, jangan.

Norma-norma kita bisa menjadi panduannya. Juga pastinya budaya lokal dan agama. Dan kalau bisa ada pembatasan, kebijakan pemerintah ataupun dari legislatif untuk menghindari terjadinya monopoli. Tak hanya produk makanan. Sorot pula produk lainnya semisal celana jeans, sepatu, tas, tayangan hiburan dan masih banyak lagi yang lainnya-yang menjadi target favorit "pemain luar". Padahal kita punya Bata, Edward Forrer, Matahari, J-Co dan Bengawan Solo, misalnya.

Cuma masalahnya, bisa nggak produk-produk kita menyesuaikan kaki kita, misalnya, dengan kua­litas mereka. Singkatnya, bisa pas lah dengan selera para konsumen. Dan ini nggak bisa dipaksa, termasuk lewat promosi, meskipun promosi yang bagus bisa mengubah image produk ataupun jasa yang tengah dipromosikan. Idealnya, promosi mesti dibarengi kualitas. Kalau bicara soal ta­yangan hiburan tentunya mesti dibarengi edukasi. Begitulah pendapat Porman.

Tak Semuanya Negatif

Bagaimana pula pendapat Jenny Cicilia? Asst. Finance Manager Cordia Caritas Medan ini mengemukakan Bahasa Inggris yang mesti dipakai di tempat kerja diakui menambah keterampilannya bercas-cis-cus dalam bahasanya Uncle Sam. Pengonsumsi burger A&W, ayam goreng McD dan Pizza HUT (cuma saat weekend) ini bilang, sejauh tidak merusak budaya kita, sah-sah saja. Namun sayangnya, realitanya, budaya kita sendiri malah jadi berkurang peminatnya.

"Misalnya, untuk tarian daerah yang berlatih cuma sekitar delapan orang, sementara yang ikut modern dance banyak, bisa sekitar dua puluh orang," cerita pelatih tari yang punya tindikan di hidung ini.Belum lagi clubbing yang mulai menjamur di Medan. Kabar baiknya, aktivitas malam ini tak semuanya negatif, mengingat banyak juga yang datang ke Retro ataupun The Song, misalnya, murni untuk menyalurkan hobinya menari dan mendengarkan musik.

Demikian pula dengan mendominasinya produk luar, sekaliber Guess, Bellagio atau Estee Lauder. Untuk item tertentu-khususnya yang urgen-demi amannya (termasuk kocek) pun dikombinasikan antara produk luar dan dalam negeri. Dengan pertimbangan produk yang mahal (luar negeri) sudah dapat dipastikan bagus kualitasnya, nyaman dan tahan lama. Masih soal penampilan, warna rambut juga masuk perhitungan. Tak hanya pirang kecoklatan, warna merah juga difavoritkan. Kesukaan tampil lain daripada yang lain, mengikuti figur idola (ibu sendiri) pun menjadi acuan anak ke-3 dari 5 bersaudara ini.

FIT, Tabloid Aplaus, Edisi 49 (23 Juni-6 Juli 2007)

Teks oleh Erni Susanti & Dedi Sinuhaji




Siap menjadi bugar?



TERNYATA orang Medan banyak yang tidak rutin berolahraga. Bahkan ada yang bilang, olahraga tidak ada manfaatnya. Lantas, apakah kita siap menjadi bugar? Bagaimana mungkin. Tapi tenang aja, ada strateginya.


***
People of Medan says :

Jadwal Olahraga
7 kali seminggu = 2%
6 kali seminggu = 2%
5 kali seminggu = 6%
3 kali seminggu = 16%
2 kali seminggu = 8%
1 kali seminggu = 26%
Tidak Rutin olahraga = 32%
Tidak pernah berolahraga = 8%

Lokasi Olahraga
Fitness Centre = 6%
Outdoor = 42%
Rumah = 36%
Kombinasi = 16%

Makan Makanan Sehat
Ya = 42%
Tidak = 56%
No comment = 2%

Manfaat Olahraga
Meningkatkan stamina = 16%
Menjaga kesehatan = 68%
Keduanya (kesehatan & stamina) = 6%
Menguruskan badan = 2%
Sebagai Hobi = 2%
Tidak ada manfaatnya = 6%

Polusi Kota Medan
Mengkhawatirkan = 52%
Cukup mengkhawatirkan = 26%
Biasa-biasa saja = 22

***
MAU tahu rahasia bugar Jessica Alba, cewek jagoan dalam film The Fantastic Four? Eng ing eng.... olahraga! She can't live without it. Kata pemeran Susan (Sue) Storm ini, "Saat berlatih saya selalu merasa penuh energi dan nyaman."BERLATIH apa sajakah, pemilik tubuh sexy ini ? Psstt... setiap hari, selama 45 menit sampai 1 jam, dia latihan dengan menggunakan treadmill, dilanjutkan dengan crunches dan lunges 50 kali, lantas ber-treadmill ria kembali dan angkat beban.



Merasa tak cukup hanya berolahraga, pola makan pun sangat dijaga aktris Hollywood yang kerap mendapat peran maskulin ini. Bahkan sejak berumur 12 tahun ia telah memasak sendiri!Pagi hari ia menyiapkan omelet dari putih telur plus buah atau keju. Siang, Invisible Woman ini meng­onsumsi salad, dan malam harinya ia cuma makan sayuran, daging ayam atau ikan. Hida­ngan penutup yang manis ataupun roti dipastikan tak ada dalam menunya. Lantas, minumannya? Ia paling suka yoghurt beku rasa stroberi dan coklat. Bagaimana pula dengan aktor negeri ini? Adakah resep kebugaran, pola hidup sehat dan seimbang yang bisa diadaptasi?



"Sewaktu memerankan Gie saya rajin olahraga dan diet karena berat badan harus turun dua belas kilogram, dalam waktu singkat. Padahal, sehari-hari saya relatif tidak rutin olahraga dan tidak teratur makan," demikian Nicholas Saputra. Nah lho.

Bagaimana dengan kita yang notabene orang biasa-biasa saja, alias orang awam. Ternyata .... tidak jauh berbeda. Kita setuju kalau urusan kebugaran bukanlah perkara mudah. Ada orang yang siap menjadi bugar, tengah mempersiapkan diri untuk menjadi bugar (kembali) ataupun tidak mempersiapkan diri sama sekali-cuek.Begitulah kebanyakan orang Medan. Baru ingat berolahraga hanya demi tuntutan penampilan.



Tak ingat lagi stamina prima, energi, mood yang diperlukan sepanjang hari. Jarang ditemui se­seorang yang sepenuhnya sadar kalau olahraga rutin dan mengatur pola makan itu penting.Bugar dalam 100 HariApalagi yang motivasinya berolahraga murni untuk menangkal polusi, yang tanpa disadari menurut pakar kesehatan mengganggu metabolisme. Belum lagi suhu udara yang serasa bagaikan di neraka, khususnya siang hari. Tak jarang pakaian yang dikenakan basah, dampak­nya, stamina pun terkuras dengan cepat.



Kalau tidak pintar menjaga kesehatan pasti jadi langganan (keluar-masuk) rumah sakit. Sebaik menunggu suhu udara kembali bersahabat, salah satu strategi yang bisa anda lakukan adalah dengan menjaga kecukupan nutrisi yang penting untuk kebugaran dan kesehatan tubuh. Hindari rokok, makan makanan sehat, kurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak, garam berlebihan, dan konsumsi multivitamin (bila perlu). Melakukan aktivitas fisik secara teratur, hindari istirahat larut malam, dan selalu berpikir positif juga perlu. Strategi inilah yang sekarang terus dijalankan Venna (30).



"Suatu saat saya tersadar. I have to change my lifestyle. Sejak itu saya selalu bawa pakaian renang. Kalau jadwal saya padat, saya dan sahabat akan berenang saat jam makan siang," kata pengusaha souvenir ini. Kabar baiknya, kondisi ini (ogah-ogahan menjaga kebugaran tubuh) biasa terjadi. Pasalnya, para pakar kesehatan bilang, paling tidak dibutuhkan waktu 100 hari untuk menjadikan aktivitas kebugaran sebagai sebuah kebiasaan. Namun sebenarnya hasil aktivitas ini sudah akan anda peroleh dalam waktu yang tidak sedemikian lama. Tanpa anda sadari, jeans yang dikenakan menjadi lebih longgar.



Sekarang anda tinggal menambah semangat, motivasi anda dalam mewujudkan kondisi ­nggak ada capeknya tadi. "Sejak setahun lalu aktif berolahraga, dan menjaga pola makan, khususnya menghindari makanan dan minuman bersantan, saya jadi jarang sakit. Padahal biasanya suka migren, nggak fit dan mood-mood-an gitu. Sampai sekarang saya terus merasakan manfaatnya," sharing Ryan (35), social worker. Jadi, tunggu apalagi, segera siapkan diri anda untuk menjadi bugar. Saat ini juga.



Ritual Sehat
  • Dari hasil penelitian, pria lebih suka memilih olahraga yang efektif me­latih biseps, bahu dan dada. Sementara wanita memilih olahraga yang konsentrasinya melatih bagian perut, paha, bokong dan pinggul.

  • Pilih olahraga favorit (taebo, step aero­bic atau tennis bisa dijadikan pilihan mengingat menggunakan semua otot tubuh). Bila memilih jogging, selingi dengan lompat tali, naik turun tangga, angkat dumbel, push up, sit-up dan peregangan (khususnya untuk pinggang, punggung, paha, dada dan betis).

  • Ingat, istirahat juga sama pentingnya. Para pakar kesehatan menyarankan tidur yang cukup sekitar 6 s/d 8 jam setiap hari.

Menu Sehat

  • Susunlah food diary. Lingkari makanan-dari semua makanan yang telah anda makan-yang mengandung protein (daging merah, daging unggas, ikan, makanan laut, produk olahan susu, kacang kedelai dan produk olahannya, seperti tahu). Batasi daging berlemak, ikan goreng, dan produk olahan susu yang penuh lemak. Konsumsi protein untuk membentuk otot tubuh (daging sapi tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, produk olah susu tanpa atau rendah lemak).

  • Hindari makanan yang digoreng dan snack. Sebaiknya konsumsi ‘lemak' baik seperti kacang tanah, ikan, dan makanan laut lainnya 2 kali sehari. Buang sumber karbohidrat yang tidak menyehatkan (minuman soda, jus yang mengandung gula, atau ­cookies), ganti dengan enam porsi atau lebih sereal, roti dan beras merah per hari; buah-buahan, sayur-sayuran dan produk olahan susu rendah lemak.

  • Minum 8 gelas air putih sehari. Anda juga dapat memperolehnya dari me­lon, selada, apel, jeruk, bahkan terong. Intinya, konsumsi campuran protein, karbohidrat, lemak, dan perbanyak asupan cairan.

Kamis, 21 Juni 2007

CATECHESIS : Handing on the Faith

4 Quite early on, the name catechesis was given to the totality of the Church's efforts to make disciples, to help men believe that Jesus is the Son of God so that believing they might have life in his name, and to educate and instruct them in this life, thus building up the body of Christ.7

5 "Catechesis is an education in the faith of children, young people and adults which includes especially the teaching of Christian doctrine imparted, generally speaking, in an organic and systematic way, with a view to initiating the hearers into the fullness of Christian life."8

6 While not being formally identified with them, catechesis is built on a certain number of elements of the Church's pastoral mission which have a catechetical aspect, that prepare for catechesis, or spring from it. They are: the initial proclamation of the Gospel or missionary preaching to arouse faith; examination of the reasons for belief; experience of Christian living; celebration of the sacraments; integration into the ecclesial community; and apostolic and missionary witness.9

7 "Catechesis is intimately bound up with the whole of the Church's life. Not only her geographical extension and numerical increase, but even more her inner growth and correspondence with God's plan depend essentially on catechesis."10

8 Periods of renewal in the Church are also intense moments of catechesis. In the great era of the Fathers of the Church, saintly bishops devoted an important part of their ministry to catechesis. St. Cyril of Jerusalem and St. John Chrysostom, St. Ambrose and St. Augustine, and many other Fathers wrote catechetical works that remain models for us.11

9 "The ministry of catechesis draws ever fresh energy from the councils. the Council of Trent is a noteworthy example of this. It gave catechesis priority in its constitutions and decrees. It lies at the origin of the Roman Catechism, which is also known by the name of that council and which is a work of the first rank as a summary of Christian teaching. . "12 The Council of Trent initiated a remarkable organization of the Church's catechesis. Thanks to the work of holy bishops and theologians such as St. Peter Canisius, St. Charles Borromeo, St. Turibius of Mongrovejo or St. Robert Bellarmine, it occasioned the publication of numerous catechisms.

10 It is therefore no surprise that catechesis in the Church has again attracted attention in the wake of the Second Vatican Council, which Pope Paul Vl considered the great catechism of modern times. the General Catechetical Directory (1971) the sessions of the Synod of Bishops devoted to evangelization (1974) and catechesis (1977), the apostolic exhortations Evangelii nuntiandi (1975) and Catechesi tradendae (1979), attest to this. the Extraordinary Synod of Bishops in 1985 asked "that a catechism or compendium of all Catholic doctrine regarding both faith and morals be composed"13 The Holy Father, Pope John Paul II, made the Synod's wish his own, acknowledging that "this desire wholly corresponds to a real need of the universal Church and of the particular Churches."14 He set in motion everything needed to carry out the Synod Fathers' wish.
***
7 Cf. John Paul II, Apostolic Exhortation Catechesi tradendae 1; 2.8 CT 18.9 CT 18.10 CT 13.11 Cf. CT 12.12 CT 13.13 Extraordinary Synod of Bishops 1985,. Final Report II B a, 4.14 John Paul II, Discourse at the Closing of the Extraordinary Synod of Bishops 7 December 1985: AAS 78, (1986)***

Sleep & Think @Work


1. Sekurang-kurangnya ada 5 orang dalam dunia yang menyayangi Anda dan sanggup mati karena Anda.
2. Sekurang-kurangnya ada 15 orang dalam dunia ini yang menyayangi Anda dalam beberapa cara.
3. Sebab utama seseorang membenci Anda adalah karena dia ingin menjadi seperti Anda.
4. Senyuman dari Anda boleh membawa kebahagiaan kepada seseorang, walaupun dia tidak menyukai Anda.
5. Setiap malam ada seseorang mengingat Anda sebelum dia tidur.
6. Anda amat bermakna dalam hidup seseorang.
7. Kalau bukan karena Anda,seseorang itu tidak akan hidup bahagia.
8. Anda seorang yang istimewa dan unik.
9. Seseorang yang Anda tidak ketahui menyayangi Anda.
10. Apabila Anda membuat kesalahan yang sangat besar, ada hikmah dibaliknya.
11. Sekiranya Anda merasa d ipinggirkan, pikirkan dahulu; mungkin Anda yang meminggirkan mereka.
12. Apabila Anda berpikir tidak mempunyai peluang untuk mendapatkan sesuatu yang Anda ingini, mungkin Anda tidak akan memperolehnya, tetapi jika Anda percaya pada diri sendiri lambat laun Anda akan memperolehnya.
13. Kenanglah segala pujian yang Anda terima. Lupakan segala caci maki.
14. Jangan takut untuk meluapkan perasaan Anda; Anda akan merasa senang bila seseorang mengetahuinya.
15. Sekiranya Anda punya sahabat baik, ambillah waktu untuk memberitahunya bahwa dia adalah yang terbaik. Hanya semenit diperlukan untuk mendapat sahabat baik, sejam untuk menghargainya, sehari untuk teman tetap paling setia. Walaupun punya harta yang banyak, teman tetap paling berharga.

From Frenz : BREAK THE LIMIT

BEBERAPA hari yang lalu saya berkesempatan memberikan training di Bandung. Karena acara dimulai jam 13.00 maka saya berangkat dari Jakarta pukul 9.30. Ketika mulai memasuki tol ke arah Sadang, di belakang saya ada sebuah mobil Lexus berwarna hitam yang melaju dengan kecepatan tinggi. Tetapi yang saya suka walaupun ia melaju dengan kecepatan tinggi, ia tidak memaksakan kehendak. Jika mobil di depannya tidak mau memberi jalan, maka ia yang mengalah dengan mengambil jalan ke kiri dahulu baru kemudian balik lagi ke jalur kanan.

Supaya tidak ngantuk karena saya menyetir sendirian dan tertarik dengan cara menyetir si mobil hitam ini, iseng-iseng saya membuntuti mobil tersebut dari belakang. Saya ikuti cara ia menyetir, termasuk kecepatannya. Ketika tidak ada mobil lain di tol, kecuali mobiltersebut dan mobil saya, mobil hitam tersebut menambah kecepatannya. Karena sedang membututi, tanpa sadar saya ikut menambah kecepatan mobil saya. Ketika saya melihat panel kecepatan, menunjukkan angka 160 km/jam. Padahal selama ini, kecepatan tercepat yang pernah saya tempuh adalah 140 km/jam, saya tidak berani melaju di atas itu. Tapi dengan adanya mobil yang saya ikuti, saya bisa tembus rekor kecepatan mobil saya. Sesuatu yang sulit saya lakukan jika tidak ada sparringnya. Karena saya berhenti di suatu tempat, saya kehilangan mobil hitam tersebut.

Ketika saya mulai memacu kendaraan lagi, saya coba untuk berlari 160 km/jam lagi. Saya berhasil mencapai kecepatan tersebut tetapi tidak berani terlalu lama karena belum terbiasa. Ketika kemudian ada mobil lain lagi yang melaju dengan kecepatan tinggi dan saya buntuti, saya bisa masuk lagi ke 160 km/jam dengan durasi yang cukup lama. Sama seperti kehidupan ini, seringkali kita merasa sudah maksimal melakukan sesuatu. Kita merasa tidak mungkin lagi melakukan sesuatu yang lebih baik lagi. Namun kalau kita mempunyai sparring partner yang lebih hebat dari kita, entah itu seorang atasan, seorang coach, seorang mentor, role model atau apapun, maka kita bisa terpacu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

Jika kita belum matang belajar dari sparring partner kita dan mencoba untuk mandiri, mungkin agak sulit bagi kita untuk terus berada di kondisi sama seperti ketika ada sparring partner. Nantinya jika kita sudah mempunyai pola dan terbiasa, barulah kita mulai bisa mandiri. Robert Kiyosaki mengatakan bahwa penghasilan seseorang ditentukan 5 orang terdekatnya. Ilustrasi saya mengenai kecepatan mobil bisa menjelaskan pernyataan dari Robert Kiyosaki tersebut. Jika orang-orang di dekat kita hanya biasa-biasa saja, maka sulit bagi kita untuk melakukan sesuatu yang luar biasa. Namun kalau kita biasa tetapi di sekelilingnya luar biasa, maka kita akan terpacu untuk juga menjadiluar biasa.Apakah ada penjelasannya secara Science? Ternyata ada. Di dalam otak manusia ada sekumpulan sel syaraf yang disebut Mirror Neuron, yang bertugas meniru apa yang dilakukan oleh orang lain. Jika di sekelilingnya orang hebat atau luar biasa, maka Mirror Neuron kita akan meniru mereka sehingga menjadikan kita juga hebat dan luar biasa. Kalau sebaliknya, maka Mirror Neuron-pun juga akan meniru yang sebaliknya.-

Siapa mobil hitam yang akan anda ikuti agar bisa menembus kecepatan anda selama ini? - Siapa orang hebat dan luar biasa yang akan anda ikuti agar bisa menembus batas yang selama ini membatasi hidup anda? Temukan orang tersebut! ikuti dan pelajari bagaimana ia memandang dirinya, bagaimana keyakinan dan nilai-nilai kehidupan yang ia pegang, bagaimana ia membangun kapabilitasnya, bagaimana tingkah lakunya, maka anda akan mendobrak batas yang selama ini membatasi hidup anda. Step Up, Live Life to the Max and Make Your Dreams Come True!

From Frenz: A Touching Story


On the last day before Christmas, I hurried to go to the supermarket
to buy the gifts I didn't manage to buy earlier. When I saw all the
people there, I started to complain to myself: 'It is going to take
forever here and I still have so many other places to go...'

Christmas really is getting more and more annoying every year.
How I wish I could just lie down, go to sleep and only wake up
after it was over.

I started to curse the prices, wondering if kids
really play with such expensive toys. While looking in the toy
section, I noticed a small boy of about 5 years old pressing a doll
against his chest. He kept on touching the hair of the doll and
looked so sad. I wondered who this doll was for. Then the little boy
turned to the old woman next to him: 'Granny, are you sure I don't
have enough money?' The old lady replied: 'You know that you
don't have enough money to buy this doll, my dear.' Then she
asked him to stay here for 5 minutes while she went to look around.
She left quickly.

The little boy was still holding the doll in his hand.
Finally, I started to walk towards him and asked who he wanted to
give this doll to. 'It is the doll that my sister loved most and wanted
so much for this Christmas. She was so sure that Santa Claus
would bring it to her.' I replied to him that maybe Santa Claus will
bring it to her, after all, and not to worry. But he replied to me
sadly. 'No, Santa Claus can not bring it to her where she is now. I
have to give the doll to my mother so that she can give it to her
when she goes there.' His eyes were so sad while saying this. 'My
sister has gone to be with God. Daddy say that Mummy will also go
to see God very soon, so I thought that she could bring the doll with
her to give it to my sister'. My heart nearly stopped.

The little boy
looked up at me and said: 'I told daddy to tell mummy not to go yet.
I asked him to wait until I come back from the supermarket' Then
he showed me a very nice photo of him where he was laughing. He
then told me: 'I also want mummy to take this photo with her so
that she will not forget me.' 'I love my mummy and I wish she
doesn't have to leave me but daddy says that she has to go to be with
my little sister' Then he looked again at the doll with sad eyes, very
quietly.

I quickly reached for my wallet and took a few bills and
said to the boy. What if we checked again, just in case if u have
enough money?' 'Ok' he said. 'I hope that I have enough.' I added
some of my money to his without him seeing and we started to
count it. There was enough for the doll, and even some spare
money. The little boy said: 'Thank you God for giving me enough
money' then he looked at me and added: 'I asked yesterday before I
slept for God to make sure I have enough money to buy this doll so
that mummy can give it to my sister. He heard me' 'I also wanted to
have enough money to buy a white rose for my mummy, but I didn't
dare to ask God too much. But He gave me enough to buy the doll
and the white rose.' 'You know, my mummy loves white roses

A few minutes later, the old lady came again and I left with my
trolley. I finished my shopping in a totally different state from when
I started. I couldn't get the little boy out of my mind. Then I
remembered a local newspaper article 2 days ago, which mentioned
of a drunk man in a truck who hit a car where there was one young
lady and a little girl. The little girl died right away, and the mother
was left in a critical state The family had to decide whether to pull
the plug on the life-assisting machine, because the young lady
would not be able to get out of the coma. Was this the family of the
little boy?

Two days after this encounter with the little boy in mind, I read in
the newspaper that the young lady had passed away.I couldn't stop
myself and went to buy a bunch of white roses and I went to the
mortuary where the body of the young woman was exposed for
people to see and make last wish before burial.

She was there, in her coffin, holding a beautiful white rose in her hand with the photo of
the little boy and the doll placed over her chest. I left the place
crying, feeling that my life had been changed forever. The love that
this little boy had for his mother and his sister is still, to that day,
hard to imagine. And in a fraction of a second, a drunk man had
taken all this away from him.