Rabu, 01 Agustus 2007

cerita dari sohib: Bahagia Bila Orang Lain Bahagia


DUA orang pria yang sama-sama menderita penyakit yang sangat parah, menempati ruangan yang sama pada suatu rumah sakit. Salah satu dari pria tersebut diperbolehkan untuk duduk di ranjangnya selama 1 jam setiap sorenya untuk mengeringkan cairan pada paru-parunya. Ranjang pria tersebut berdampingan dengan satu-satunya jendela yang ada di ruangan rumah sakit tersebut.

Pria yang lainnya harus selalu berbaring dan tidak diperbolehkan untuk duduk apalagi bangun dari tempat tidurnya. Kedua pria tersebut selalu berbincang-bincang untuk melewati waktu-waktu panjang mereka di rumah sakit. Mereka menceritakan tentang istri dan keluarga mereka, rumah mereka, pekerjaan mereka dan saat-saat perjalanan liburan yang pernah mereka lalui bersama keluarga.

Setiap sore, pria yang ranjangnya bersebelahan dengan jendela akan duduk untuk mengeringkan cairan pada paru-parunya, akan menceritakan semua pemandangan di luar rumah sakit, yang bisa dilihatnya lewat jendela di sebelahnya, pemandangan jendela mengarah ke taman dengan danau yang indah ,angsa yang sedang bermain. Selagi anak-anak bermain dengan perahu-perahuannya, ada pasangan muda yang sedang berjalan bergandengan tangan diantara bunga-bunga beraneka warna dan pemandangan indah akan gedung-gedung tinggi saat dilihat yang dari jauh seakan menjadi pembatas langit dan bumi. Selagi pria yang berada dekat jendela menggambarkan secara detail tentang apa yang dilihatnya, pria yang berada di sebelahnya akan memejamkan mata sambil membayangkan gambaran-gambaran dari pemandangan tersebut.

Di suatu sore hari dengan udara yang cukup hangat, pria yang berdekatan dengan jendela menggambarkan bahwa diluar sana ada sebuah parade yang sedang lewat. Walaupun pria satunya tidak dapat mendengar suara drumband dari parade tersebut tapi dia dapat melihatnya dalam pikirannya selagi pria yang disebelah jendela menggambarkannya dengan kata-kata yang mana penggambarannya sangat detail. Hari-hari dan Minggu-minggu telah lewat, pada suatu pagi seorang perawat datang untuk mengganti air minum mereka dan menemukan tubuh yang telah kehilangan kehidupannya, ternyata pria yang ada di sebelah jendela telah meninggal dengan tenang saat tertidur, perawat tersebut dengan sedih memanggil petugas untuk memindahkan jenasahnya ke tempat lain.

Selang beberapa waktu pada pria yang satu lagi memohon agar ranjangnya dipindahkan ke sebelah jendela. Perawat dengan gembira memindahkan pasien tersebut untuk berada di sebelah jendela, setelah memastikan bahwa pasien tersebut sudah nyaman di tempat barunya. Perawat tersebut meninggalkan pria itu seorang diri. Dengan perlahan-lahan dan dengan kesakitan, pria tersebut menggunakan sikunya guna menopang dirinya menghadap jendela untuk menyaksikan dunia luar lewat jendela untuk pertama kalinya, namun pemandangan yang dilihat diluar jendela hanyalah tembok besar dari gedung yang berlokasi di sebelah rumah sakit tersebut. Pria tersebut akhirnya menceritakan hal ini kepada perawat dan bertanya kepadanya apa yang menyebabkan rekan sekamarnya yang telah meninggal untuk menggambarkan hal-hal yang begitu indah yang dilihatnya di luar jendela itu.

Perawat itu menjawab bahwa pria yang telah meninggal itu sebenarnya buta, dia bahkan tidak tahu bahwa jendela tersebut menghadap ke tembok. Perawat tersebut berkata, "Mungkin dia hanya ingin mengembalikan semangat hidupmu yang telah hilang".
(ada sebuah kebahagiaan yang luar biasa untuk membuat orang lain jadi bahagia, di situasi kita apapun. Membagi kesusahan hanya mengurangi setengah dari kepedihan kita, tetapi saat kita membagi kegembiraan, maka kegembiraan itu menjadi berlipat ganda saat kita bagikan kepada orang-orang lain. Engkau akan merasa menjadi orang yang kaya, jika engkau menghitung semua milikmu yang tidak bisa dibeli dengan uang).

Tidak ada komentar: