Kamis, 05 Juli 2007

Spritualitas Tahan Banting (Rm. E. Martasudjita, Pr)

ADA orang yang hidupnya penuh prinsip. Soal duduk saja orang itu memiliki prinsip. Bagaimana jika untuk makan (aku tidak bisa makan kalau tidak ada sambelnya), minum, berjalan--naik bis atau naik taksi--memakai sandal jepit, mengikat rambut, sudah ada prinsipnya? Jika orang menghayati hidup seperti ini, rasanya orang bisa sangat tegang dan tidak happy. Orang begini juga bisa patah dan tidak tahan banting. Tentu ada hal-hal pokok yang harus kita pegang dan taati. Akan tetapi, sebenarnya ada banyak hal yang bisa dibuat luwes, fleksibel dan tidak kaku (yang ikut menentukan daya tahan banting kita).

Pepatah dalam bahasa Latin, Fortiter in re, suaviter in modo (=kita memang harus tegas dan memegang erat apa yang menjadi isi atau tujuannya, akan tetapi hendaknya kita enak, lembut atau fleksibel dalam soal caranya). Di satu pihak kita tidak pernah boleh kehilangan kesatuan dan pegangan kita pada Yesus Kristus Tuhan kita, dan di lain pihak kita harus bisa fleksibel dan luwes dalam menghayati dinamika perjuangan hidup, panggilan dan perutusan kita di mana pun dan kapan pun.

Marilah kita mohon dengan segala kepercayaan dan ketekunan agar Tuhan membantu kita. Marilah kita menjalani perjuangan hidup ini dengan mata yang selalu tertuju padaNya. "Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa (Ibr 12:3). Amen.

Tidak ada komentar: