Kamis, 06 September 2007

Indahnya Menelusuri Irama Waktu
Oleh: Sr. Theodora, OSF
(Harian Global, Kamis, 6 September 2007)

"Semua ada waktunya...
Ada waktu senang, ada waktunya susah

Ada waktu tertawa, ada waktu menangis

Ada waktu 'tuk bekerja, ada waktu 'tuk beristirahat

Ada waktunya menang, ada waktunya
kalah
Ada waktu 'tuk bertemu, ada waktu 'tuk berpisah...

Semua ada waktunya, dan biarlah bergerak sesuai iramanya masing-masing."

Sahabat-sahabat Kristus yang terkasih, patut kita lantunkan madah syukur kepada Sang Sumber Kehidupan yang senantiasa mencurahkan rahmat yang berlimpah dan masih memberikan waktu untuk kita telusuri, untuk kita nikmati, dan untuk kita pahami. Seiring dengan roda hidup yang terus bergulir dan tak tahu kapan akan berhenti.... maka dari kedalaman lubuk hati kita mengukir sebuah kisah, menelusuri irama
waktu dengan beraneka ragam keunikan dan keindahannya.

Sebagai pribadi yang tengah berziarah, dalam meniti hari demi hari, dari waktu ke waktu, ternyata hidup itu seni. Seni itu indah bila dirangkai dengan hati yang tulus, antara perkataan, perbuatan, dan pikiran yang disertai dengan iman, harapan dan cinta kasih. Meskipun realita terkadang tak sesuai dengan harapan, namun bukankah semua memiliki waktu masing-masing? Sahabat-sahabat Kristus terkasih, waktu tak pernah kembali, waktu terus melaju seiring langkah kaki kita yang terkadang mampu berlari.

Terkadang kita berjalan tertatih-tatih dengan berbagai beban hidup yang serasa menyesakkan, terkadang kita terduduk dan tak bergeming, terkadang waktu terasa lama, membosankan dan segala usaha sia-sia belaka. Sahabat-sahabat Kristus yang terkasih, lewat Injil Lukas hari ini (Luk 5:1-11) Yesus mengajak kita bertolak ke tempat yang lebih dalam. Seperti pengalaman Simon dan teman-temannya yang hampir berputus asa ketika mengalami kegagalan dalam menjala ikan. Tetapi karena mendengar dan melaksanakan perintah Sang Guru akhirnya mereka beroleh sukacita atas hasil yang diperoleh meskipun harus dilalui dengan jerih payah dan mencucurkan keringat.

Satu hal yang semestinya diingat bahwa kekuatan sendiri tak cukup tanpa kekuatan dari Dia yang memiliki kekuasaan yang tiada bandingnya. Bersama Simon dan teman-temannya, mari kita pergi ke tempat yang lebih dalam meskipun bisa dibayangkan pastilah banyak tantangan yang harus dihadapi. Demikianlah dalam perjalanan hidup kita saat ini, di sini, di tempat ini, tantangan bukanlah untuk dihindari, melainkan untuk dihadapi. Bila perlu kita nikmati alunan iramanya yang silih berganti. Selagi masih ada waktu mengapa tidak!

Bukankah kita masih diberi waktu untuk berbuat lebih baik? Waktu yang lalu kita jadikan sebuah pengalaman yang memiliki makna, waktu kini adalah kenyataan yang harus dihadapi, entah pahit ataupun manis, kita jelang waktu esok dengan pengharapan semoga lebih baik dan indah. Hari ini kita bersama seiring sejalan agar beban terasa ringan, meskipun terkadang terjadi selisih paham, karena watak yang berbeda-beda namun dalam menelusuri lorong kehidupan ini kita berada dalam satu genggaman, yakni genggaman tangan Sang Ilahi yang berada di dalam hati-Nya yang Maha Indah, kita dipersatukan.

Kesempatan terindah ini saatnya kita menyatukan jemari, menciptakan suasana hati dengan iman yang teguh dan berlabuh dalam lautan kasih-Nya. Kita yakin dan percaya akan beroleh hati yang teduh dan damai, kita jadikan waktu kini sebagai persembahan terindah, teristimewa dalam setiap doa-doa kita, suatu kebahagiaan yang tak terkatakan bila mampu membahagiakan Tuhan lewat sesama.

"Kebahagiaanku adalah kebahagiaanmu, deritamu adalah deritaku sebab, bila aku bersamamu aku bersyukur kepada Tuhan. Dalam kesempatan ini aku mau katakan kita adalah saudara."

Tidak ada komentar: